01

14.9K 1.5K 61
                                    

KALA itu Jisung baru berumur satu tahun saat Chanyeol menitipkan Jisung pada Lisa.

Dengan sikap tak acuh, Lisa menerima bayi Jisung yang masih tidur.

"Mau ke mana lagi?" tanyanya dengan nada lelah.

"Ke Singapura, ada kerjaan di sana."

Lisa berdecak pelan. Enggan menatap Chanyeol yang sedikit berbeda malam ini mau pun bayi Jisung yang masih polos.

Rasanya Lisa sedikit muak.

Ia baru berumur sembilan belas dan harus rela mengurus bayi Jisung hampir setiap hari. Ingat, hampir setiap hari.

Sedangkan kakaknya selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan, pulang saja pasti ketika larut malam. Jarang sekali mau meluangkan waktu untuk bayi Jisung.

Tentu saja pelariannya ke Lisa.

Padahal Lisa sedang mengejar pendidikan kuliah agar bisa menjadi guru secepatnya. Namun Chanyeol seolah buta akan kegigihan Lisa dan terus menitipkan bayi Jisung.

Lisa ingin marah tapi pasti akan berakhir sia-sia.

"Maaf, ya. Gara-gara Abang, Adek harus repot begini."

Salah satu alisnya naik. "Hah?"

"Maaf, udah ngerepotin Adek setiap hari. Abang cuma gak tau harus percayain Jisung ke siapa lagi."

Wajah Lisa berubah sangat datar. Ternyata masalah yang ini.

Kalau pun ia protes sejak kemarin, Chanyeol tetap akan menitipkan padanya kan?

Jadi permintaan maaf Chanyeol terdengar membuang waktu. Lisa juga merasa kalau ia tak butuh maaf dari kakaknya.

"Adek lagi ngejar sarjana pendidikan, ya? Yang semangat, jangan lupa makan sama tidur yang cukup. Abang selalu doain yang terbaik buat Adek."

Lisa mulai kebingungan. Seingatnya Chanyeol itu tidak pernah berucap dengan nada seserius ini kecuali pada hal yang benar-benar mendesak.

"Abang kenapa, sih?"

Bukannya menjawab, Chanyeol malah tersenyum tipis. Hal tersebut menimbulkan rasa curiga bagi Lisa, sampai ia benar-benar yakin kalau kakaknya ada masalah besar.

"Abang abis ngapain?" tanyanya.

Pria itu menggeleng, lalu mengubah topik. "Uangnya udah Abang transfer, ya."

Lisa mengangguk pelan, menyiratkan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai biaya.

Namun entah kenapa, ada yang mengganjal.

Kemudian Chanyeol memandang putra semata wayangnya. Tidak ada satu pun yang bersuara hingga keheningan mengambil alih.

Mata Chanyeol menunjukkan tatapan bersalah.

"Jisung, jadi anak yang baik. Kalau udah besar, patuh sama Lisa. Yang rajin belajar juga."

Tiba-tiba Lisa merasakan suatu hal yang tak benar.

"Abang sakit? Kalau sakit gak usah ke Singapura."

Sekesal apa pun Lisa pada Chanyeol, ia tetaplah kakaknya, satu-satunya keluarga Lisa yang tersisa.

Pria di depannya menggeleng lemah. "Jaga Jisung, ya? Abang selalu percaya sama Adek."

Lisa menekuk kening, agak aneh dengan ucapan melantur kakaknya. Namun ia meneguhkan tekad untuk tidak bertanya.

Kalau kakaknya tak mau jujur buat apa ia memaksa, pikirnya.

Chanyeol mengusap kepala Lisa ringan.

"Abang berangkat. Jisung, Papa berangkat dulu, ya? Jangan nakal waktu Papa pergi."

Senyuman tipis terukir di bibir Chanyeol ketika Jisung menggeliat kecil.

Tanpa menunggu lebih lama, Chanyeol melangkahkan kaki keluar halaman rumah Lisa. Masuk ke mobil dan langsung pergi hanya dengan lambaian tangan singkat.

Lisa terdiam sejenak di ambang pintu.

Sikap kakaknya tadi terlalu aneh. Lisa mengambil kesimpulan bahwa Chanyeol pergi ke Singapura bukan untuk urusan pekerjaan, melainkan menyelesaikan masalah pribadi.

Tak berselang lama, Jisung menangis keras. Mau tak mau Lisa segera masuk rumah untuk menenangkan keponakannya.

Keesokan hari, Lisa menyesal. Malam itu adalah malam terakhir ia melihat sang kakak.

Chanyeol mengalami kecelakaan mobil ketika berangkat ke bandara. Kepalanya terbentur keras dan menyebabkan pendarahan parah.

Lisa marah.

Marah pada dirinya sendiri yang tidak menahan Chanyeol pergi. Ia juga marah karena kakaknya meninggalkan banyak tanggung jawab.

Salah satunya adalah bayi Jisung.

[tbc.]

]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02/01

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02/01

nanaourbunny

[1] StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang