14

5.7K 1.1K 23
                                    

SUNGGUH Lisa tidak tahu kalau Taeyong akan mengajak mereka makan di luar--hari ini hari Minggu, omong-omong.

Lisa cuma mendengar teriakan Jisung saat menyetrika baju, mengatakan bahwa Lisa harus berdandan yang cantik karena akan pergi jalan-jalan.

Hingga rasa penasarannya terjawab ketika melihat Taeyong duduk tenang di ruang tamu.

Oh, Taeyong memang sudah tahu letak rumahnya. Karena dia sendiri yang mengantar Lisa dan Jisung pulang setelah naik bianglala kemarin malam.

"Kita mau kemana?"

Taeyong tersenyum misterius. "Rahasia."

Dahinya berkerut halus. Namun Lisa menurut dan tidak bertanya lagi.

Beberapa saat kemudian mereka sampai ke sebuah gedung asing. Letaknya lumayan dekat dengan café milik Taeyong.

Lisa tidak sempat memperhatikan sekitar karena harus menenangkan Jisung. Anak itu menangis mendengar gonggongan anjing.

"Sini biar Jisung aku yang gendong," ucap Taeyong.

Apa yang Lisa rasakan sama persis seperti sebelumnya.

Di mana Taeyong mengambil alih Jisung dari gendongan Lisa tanpa menunggu persetujuan darinya.

Bukannya khawatir, Lisa justru tersenyum karena kedekatan Taeyong dan Jisung. Lihat saja Jisung yang sudah berhenti menangis setelah Taeyong membisikkan sesuatu.

Lisa sendiri tidak tahu sejak kapan Taeyong dan Jisung menjadi sangat dekat. Padahal mereka baru bertemu dua kali.

"Tutup mata dulu dong, kan ini surprise."

Di gendongan Taeyong, Jisung menutup mata dengan patuh. Kemudian Taeyong mengajak Lisa masuk ke sebuah ruangan.

Setelah pintu dibuka, mata Lisa membulat penuh. Matanya langsung menyusuri setiap sisi ruangan berlantai kayu tersebut.

"Ini dance studio punya temenku," bisik Taeyong di samping telinganya.

Dengan segera Lisa mengamati lebih banyak detail. Dirinya tak mampu menahan rasa kagum melihat ruang impiannya secara langsung.

Ruang tersebut cukup luas dan seperti yang sudah disinggung sebelumnya, memiliki lantai kayu. Juga cahaya dari lampu di atas yang menambah kesan hangat.

Cermin berukuran besar melapisi salah satu sisi dinding. Tampak pula set sound system dan speaker di pojok ruangan.

Mereka tidak hanya bertiga di sana. Tepat di tengah-tengah ada sekelompok remaja yang berlatih menari. Sebagian lagi duduk di pojok mengamati gerakan temannya.

"Huwa!"

Seruan Jisung membuat perhatian Lisa kembali teralihkan. Anak itu menatap sekeliling dengan pandangan berbinar.

Karena melihat reaksi Jisung yang menggemaskan, Taeyong terkekeh pelan. Begitu pula Lisa yang tak mampu menahan senyuman.

"Kemarin aku nanya Jisung apa dia pengen liat orang nge-dance, jawabannya mau. Jadi aku ajak ke sini sekalian, mumpung ini hobiku juga."

"Kakak juga bisa dance?" tanya Lisa terkejut.

Taeyong tersenyum miring. "Siapa bilang gak bisa?"

"Oi, Yong! Tumben mampir."

Seorang pria yang sedikit familier di mata Lisa datang. Pria dengan wajah oriental tersebut menyapa Taeyong seperti sahabat lama.

"Lalisa?"

Wajah pria itu tampak sangat kaget setelah mendengar nama Lisa dari mulut Taeyong. Kemudian dia menatap Lisa hangat.

"Hai, aku Ten. Kakak tingkatmu waktu kuliah, masih ingat gak?" Ten tersenyum lebar. "Dulu kita ikut klub dance."

Mulut Lisa langsung terbuka.

"Kak Ten yang itu?!"

Ten tertawa pelan dan mengangguk. "Lama gak ketemu sama kamu, Lis. Seneng liat kamu sehat gini, soalnya dulu abis keluar klub kamu gak ada kabarnya."

Lisa cuma terkekeh. Ia dahulu memang keluar klub yang menyita waktunya untuk mengurus Jisung.

Waktu itu Lisa sangat berat meninggalkan bidang tari--mimpinya adalah menjadi penari profesional, tapi ditentang oleh Chanyeol.

"Ten pemilik studio ini." Ucap Taeyong sambil menatap Jisung yang sudah berbaur dengan para remaja lain.

Ten mengangguk. "By the way, kamu masih nari, Lis?"

"Udah enggak, Kak."

"Wah, sayang banget. Padahal dulu kamu anggota yang paling berbakat."

Lisa tersenyum lemah. Sudah bertahun-tahun berlalu dan meninggalkan tari adalah salah satu penyesalan terbesarnya hingga saat ini.

Setelah beberapa menit berbincang ringan, Ten dipanggil oleh salah satu remaja untuk mengajari Jisung. Lucu rasanya melihat Jisung yang sangat tertarik dengan dance.

"Kamu mau liat Jisung latihan basic? Siapa tau Jisung bakal nekunin dance."

Taeyong mengalihkan pandangan ke Jisung, hingga Lisa mengikuti arah pandangnya.

"Anggap aja Jisung melanjutkan apa yang kamu tinggalkan."

Lisa terpaku di tempat. Ucapan Taeyong seakan membakar kembali semangatnya.

Walau pun dirinya tak lagi menari, melihat Jisung menekuni bidang tari akan menjadi favorit Lisa mulai saat ini.

[tbc.]

02/14

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02/14

nanaourbunny

[1] StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang