11

6K 1.1K 54
                                    

SORENYA Jisung sudah bersiap. Ia sangat bersemangat hingga mandi tanpa perlu disuruh lagi.

Lisa beberapa kali menahan tawa saat mendengar gerutuan Jisung. Anak itu begitu cerewet, menceramahi sabun yang jatuh atau balon busa yang meletus.

Terdengar suara pintu terbuka. "Ma? Baju Icung kok belum ada?"

"Bentar, masih Mama ambilin."

Lisa berkutat dengan lemari, mencarikan pakaian kesukaan Jisung. Baju berwarna oranye cerah dan bermotif polkadot putih, ditambah jaket dengan warna serupa dengan bajunya.

Hari ini harus jadi momen yang menyenangkan. Satu hari spesial bersama Jisung yang akan Lisa ingat hingga bertahun-tahun ke depan.

Karena dirinya sudah menyerah. Ia rasa kehidupan Jisung akan terjamin bersama ibu kandungnya. Pasti Rose mampu menjaga Jisung lebih baik darinya kan?

"Ini-" Lisa berhenti berbicara.

Di depan Lisa, Jisung berdiri dengan handuk kebesaran yang membelit tubuhnya.

Namun bukan itu yang menjadi fokus Lisa, melainkan tubuh Jisung belum benar-benar bersih.

Lihat saja, masih ada busa sabun di telinga Jisung. Juga ada sisa sampo di rambutnya. Bahkan Jisung tidak mengeringkan diri dengan benar.

Helaan napas keluar. "Icung, masuk ke kamar mandi lagi."

"Loh, Icung udah mandi, Ma."

Lisa meletakkan pakaian ke kasurnya.

"Iya, tapi belum bersih ini. Mama mandiin lagi, ya."

"Gak mauuu," rengek Jisung. "Dingin, Ma!"

"Cuma sebentar kok. Habis itu cepet handukan terus pake baju. Nanti gak dingin lagi, oke?"

Walau wajahnya tertekuk, Jisung tetap menurut saat didorong Lisa ke dalam kamar mandi.

Jisung hanya diam, memejamkan mata saat Lisa membasuh rambutnya pelan-pelan.

Selama itu Lisa mengamati tingkah Jisung. Anak tersebut menjadi lebih tenang dari sebelumnya, membuat Lisa sedikit cemas.

"Airnya dingin banget, ya?" Lisa tak bisa menahan suaranya agar tidak terdengar khawatir.

"Eng," kepalanya menggeleng, "Icung pengen ke pasar malem cepet."

Lisa diam sesaat lalu tertawa kecil. Tangannya sibuk membasuh setiap jengkal kulit mulus Jisung. Tak lupa di bagian telinga yang agak tertutup.

"Nanti Paman Yong ikut?"

"Hah? Enggak lah," jawab Lisa salah tingkah.

Astaga, setelah pengakuan Taeyong tadi siang Lisa merasa tak mampu bertemu pria itu lagi. Ini pertama kalinya untuk Lisa, jadi ia sedikit gugup.

"Icung pengen sama Paman Yong di pasar malem!"

Mulut Lisa terbuka lebar.

"Ayo cepetan ke pasar malem, Ma!"

"Pasar malem sore begini belum buka, sayang. Nanti kita makan dulu di tempat Tante Jennie."

Jisung menatap Lisa dengan mata polos. "Habis makan ke pasar malem?"

Lisa tersenyum dan mengangguk. Dengan gesit ia mengambil handuk yang tersampir dan mulai mengeringkan tubuh Jisung.

Untung Jisung mudah dialihkan fokusnya.

"Mama udah mandi?"

"Udah dong," Lisa mengerlingkan mata. "Tinggal nunggu anak Mama siap, nih."

Jisung tertawa renyah, merentangkan tangan dan mulai memeluk leher Lisa agar bisa digendong.

"Icung sayang Mama." Ucap Jisung pelan tepat di samping telinga Lisa.

Karena itu ia tertawa dan mengeratkan gendongannya. Hatinya serasa hampir meledak akan rasa bahagia.

"Mama juga sayang Icung."

Jisung menggeleng, menimbulkan rasa geli di leher Lisa karena rambut basah Jisung menggelitikinya.

"Icung sayang Mama lebih banyak!"

Lisa tertawa lepas dan menggesekkan kedua hidung mereka.

Ia tak tahu kapan tepatnya mereka bisa sedekat ini. Tapi mendengar pengakuan dari Jisung mendorong mulutnya untuk membalas ucapan yang sama. Bahkan ia mulai memanggil Jisung dengan nama Icung pula.

"Kalau sama Ibu?"

Batinnya langsung merutuk. Entah kenapa ia tiba-tiba penasaran dengan jawaban Jisung.

Selama beberapa detik Jisung diam, menyebabkan Lisa merasa takut bukan main.

"Ibu suka pergi, Icung sendirian di rumah. Kalo sama Mama Icung ada temen!"

"Hah?"

Lisa baru mendengar hal ini. Seminggu yang lalu, saat Jisung melakukan video call dengannya Rose memang jarang sekali terlihat atau ikut mengobrol.

Rose bilang harus memasak atau membersihkan rumah. Jadi Lisa percaya saja.

"Terus Icung di rumah sama siapa?" tanya Lisa agak cemas.

Meninggalkan anak umur lima tahun sendirian di rumah kan bahaya!

"Sama mobil, hehe,"

Hati Lisa serasa hancur mendengarnya. Kalau begini mana bisa dirinya melepaskan Jisung bersama Rose?

[tbc.]

02/11

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

02/11

nanaourbunny

[1] StoryWhere stories live. Discover now