20

5.7K 1K 51
                                    

TANGANNYA sibuk membereskan perlengkapan sekolah Jisung yang berceceran di meja kerja.

Sedangkan si anak justru berlarian di halaman bersama beberapa temannya yang belum dijemput. Mereka memang pulang lebih awal karena rapat petinggi yayasan.

"Kamu nanti ke makam, Lis?"

Lisa mengangguk. "Iya, Mbak. Udah lama gak ke sana, jadi sekalian aja."

"Naik apa?"

"Sama Kak Taeyong kok," jawab Lisa pelan. "Nanti mampir ke café bentar terus ke makam."

Irene tersenyum menggoda. "Panggil Mas dong, Lis. Di keluarga aku gitu adatnya kalo ke cowo yang lebih tua."

"Ah, Mbak gitu mulu." Protes Lisa sambil mengalihkan pandangan.

Walaupun berkata dengan nada menggerutu, wajahnya memerah sempurna. Menyebabkan tawa keluar dari mulut Irene.

"Bu Lisa! Kakinya Jisung sakit, Bu!"

Teriakan Yedam menarik Irene dan Lisa keluar kantor. Kedua perempuan tersebut melihat Jisung duduk di tanah, tampaknya sedang mengomeli Yedam.

"Sakit di mana?" tanya Lisa penuh kekhawatiran.

Setelah kecelakaan yang terjadi tahun lalu, Lisa sangat memperhatikan kesehatan Jisung terutama kedua kakinya.

Bahkan Jisung belum Lisa bolehkan untuk menari. Takutnya terjadi macam-macam. Kecelakaan saat itu meninggalkan sedikit trauma bagi Lisa.

"Engga, Ma." Jisung menatap Yedam jengkel dengan mulut mengerucut. "Cuma capek, Ma, Yedam boong."

Seketika Yedam menggeleng heboh. "Jisung tadi bilang kalo kakinya sakit, Bu!"

"Jisung kenapa?"

"Papa!"

Jisung berseru keras dan langsung berdiri, melupakan Lisa yang melotot kaget. "Hari ini makan es krim, Pa!"

Lisa menghela napas pelan. Kalau Taeyong ada, ia tak akan bisa mengomeli Jisung. Mereka pasti bersekongkol untuk membuat beribu alasan.

***

Ketika sampai di café Jisung lebih fokus pada es krim dan kubik legonya. Taeyong sendiri membantu menyusun lego dan berakhir diam karena ditegur oleh Jisung.

"Kakak mau ngapain ke café?"

"Oh, iya," Taeyong tanpa sadar telah menepuk dahinya. "Bentar, aku ke lantai dua sebentar."

Lisa mengangguk paham kemudian mengalihkan perhatian ke Jisung. Semakin lama dilihat, wajah Jisung semakin mirip dengan Chanyeol.

"Ma?"

"Kenapa?"

Jisung tersenyum lebar. "Suapin es krim, Ma."

Lisa mencoba menahan senyumnya, tetapi tak bisa. Ia suka melihat Jisung yang manja dengannya.

Beberapa saat kemudian terdengar suara benda terjatuh diiringi suara seseorang mengaduh pelan. Lisa menundukkan kepala, ada sebuah ponsel di lantai.

Tanpa pikir panjang Lisa mengambil ponsel tersebut, mengulurkannya pada sesosok yang berdiri kaku di samping kursi Lisa. Ketika mereka bertatapan, Lisa langsung menahan napas.

Lisa tak akan melupakan wajah wanita tersebut, yang memaksa Lisa terlibat perdebatan karena Jisung--untuk pertama kalinya.

Entah dirinya yang tidak mudah melupakan orang lain, atau karena kejadian dahulu sangat membekas di hatinya.

Ibu tersebut juga terlihat sangat terkejut melihat Lisa kembali. Mengulang kejadian setahun yang pasti masih terkenang di ingatan.

Apalagi keduanya berada di tempat yang sama, café milik Taeyong.

"Ma?" panggil Jisung sambil memegang tangan Lisa.

Seketika tubuh Lisa tersentak, ia menoleh dan tersenyum tipis seolah tak ada masalah. Sementara itu wanita tadi memandang Jisung dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Icung udah selesai makan es krimnya?"

Jisung langsung menoleh dan tersenyum lebar. Memang semudah itu mengalihkan perhatian anak kecil.

"Udah, Pa!" jawabnya semangat.

Taeyong tersenyum bangga, lalu mengangkat Jisung dari kursi dan langsung menggendong tubuh Jisung. Pria itu menatap Lisa penuh makna.

"Aku udah nyuruh Jungwoo ngawasin café, jadi aku free seharian ini. Ayo pergi sekarang."

Kepalanya mengangguk kaku, menyerahkan ponsel tadi ke tangan ibu tersebut dan bergegas meraih tas. Setelahnya ia langsung melangkahkan kaki pergi.

"Lisa," Taeyong menahan tangannya ketika tepat di samping mobil.

Mereka berdua bertukar pandangan, tetapi Taeyong lebih dahulu memutuskan dengan membuka pintu mobil dan menaruh Jisung di kursi belakang.

"Apa, Kak?"

Taeyong menghela napas pelan, dengan genggaman yang mengerat pada telapak tangan Lisa.

"Kamu bisa ngandalin aku kalau ada masalah, jangan dipendem sendirian kayak dulu."

[tbc.]

besok end horeee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

besok end horeee

02/20

nanaourbunny

[1] StoryWhere stories live. Discover now