•O9

2.5K 289 31
                                    

"Aku rela menunggu mu, agar kau tahu bahwa Setia itu memang benar ada"
.
.
.
.
.
.
.
.
.

~o0o~

Jeonghan menatap Yoora dengan tatapan yang tajam seolah ingin menerkam Yoora bagaimana tidak Jeonghan semalam menunggu Yoora datang, namun tidak kunjung datang. Laki-laki itu duduk di kursi single sebelah kursi panjang yang di duduki oleh Yoora. Matanya tidak berhenti menatap Yoora, sebenarnya itu membuat Yoora risih namun apa boleh buat.

Yoora pasrah dengan keadaan dimana dirinya akan terkena omelan dari Jeonghan, Yoora memang salah bukan.

"Kau dari mana saja? Jam segini baru pulang?" tanya Jeonghan dengan mata yang masih menatap sinis ke arah Yoora.

"Ya a-aku bekerja" jawab Yoora gugup. Semoga saja Jeonghan tidak curiga itu lah doa Yoora sebelum menginjakan kakinya di rumah.

Jeonghan menghela nafas pelan dan memajukan posisinya agar lebih dekat dengan Yoora. "Bukan kah kau bilang kau pulang jam 5 atau jam 6? Tetapi kau baru sampai sini jam setengah 8, aku percaya kau bekerja tapi sepertinya ada hal yang kau tutup-tutupi," tebak Jeonghan.

"Mengapa kau berfikir demikian?"

"Karena penampilan kau sangat amat rapih, bukan kah biasanya pulang kerja keliatan lusuh?"

"Lalu aku harus terlihat seperti gembel? Bagaimana jika penampilan ku acak-acakan lalu ada tamu yang datang tidak enak di pandang bukan?" alasan yang bagus menurut Yoora.

"Maaf aku Typo bicara, ralat! Kau sangat berantakan ketika pulang tadi."

"Apa maksud mu. Kau menjebak ku dengan pertanyaan mu?"

Belum sempat Jeonghan menjawab, Yoora sudah terlebih dulu berbicara lagi. Memang perempuan itu selalu benar.

"Sudah cukup! Aku ingin istirahat di kamar. Dan kau buatkan aku sarapan yang enak jika ingin tinggal disini lebih lama!"

Yoora berdiri dan memajukan langkahnya di ke pintu bertuliskan WARNING LAKI-LAKI DI LARANG MASUK!. Mungkin seperti itu.

Yoora merebahkan dirinya di kasur membiarkan dirinya menatap atap lama sekali sembari berfikir.

Yoora POV

Jika memang itu yang di lakukan Jeno semalam, bukan kah aku akan hamil nantinya lalu aku harus meminta tanggung jawab darinya, bagaimana bisa? Berpacaran dengannya saja sudah cukup melelahkan bagi ku dan ini aku harus menikah dengannya jika aku hamil. Ah menyusahkan.

Apakah salah jika aku berdoa untuk tidak hamil sekarang-sekarang ini? Aku masih sangat muda sekarang umurku saja baru menginjak 20 tahun aku ingin menghabiskan waktu dengan teman-teman ku. Sangat tidak lucu jika aku nongkrong membawa bayi.

Ah membayangkan nya saja sudah melelahkan, bagaimana bisa ibu ku merawat ku yang super aktif ini dia cukup sabar rupanya. Maaf kan aku ibu dahulu aku tidak mengerti apa itu Duduk Diam dan Lihat lah.
Pasti dahulu aku adalah tipe anak-anak yang menyebalkan.

"Yoora sarapan nya sudah siap cepat keluar kamar!"

Om Yeppeo teriak di depan pintu lagi.  Dia sangat menjengkelkan tetapi jika ada dia, dia selalu memasak makanan untuk ku. Tentu saja masakan nya enak, dirinya memang the real keibuan.

Married With Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang