•O2

4.5K 485 38
                                    

"Aku rela menunggu mu, agar kau tahu bahwa Setia itu memang benar ada"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~o0o~

Januari 2021.

Yoora POV

Sudah 3 bulan sejak aku putus hubungan dengan Jeno. Jujur berat rasanya meninggalkan nya, aku takut tidak ada tempat cerita baginya karena selama ini aku lah tempat cerita keluh kesah nya. Bagaimana jika dia kelelahan karena jadwalnya yang padat, bagaimana sampai ia pingsan. Apa nanti jika sakit ada yang menjaga nya?

Aku sudah berusaha mati-matian untuk melupakan seseorang bernama Lee Jeno namun sepertinya gagal. Ya aku akui itu. Aku bertanya pada diriku sendiri, kapan aku akan melupakan Jeno seutuhnya?

Hari ini aku bekerja malam hari karena Shift ku yang di ganti. Sudah ku ceritakan bukan bahwa aku bekerja di Hotel yang bergengsi.
Aku sebagai resepsionis disini.
Lelah rasanya harus tersenyum kepada pelanggan yang memesan kamar hotel, senyum memang mudah. Tapi apakah menyembunyikan rasa sedih oleh senyuman Itu mudah? Jawaban nya tidak.

Mungkin aku 1 bulan ke depan Shift ku selalu malam, ya tidak apa-apa. Uangnya nanti ku tabung untuk membeli keperluan ku nanti.

"Yoora, apa kau sudah makan malam?" tanya teman kerja ku yang bernama Bora. Aku dan dia berteman baik ketika bekerja. Aku dan dia berjuang bersama ketika melamar kerja di hotel ini.

"Harus kah aku makan malam dengan mu?" tanya ku padanya.

"Boleh, nanti kita bergantian dengan yang lain. Kasihan cacing di perut ku sudah konser, " canda Bora yang aku balas dengan tawa.

Aku mengangguk lalu membawa handphone ku dan aku berjalan menuju tempat makan khusus karyawan di sana, bukan kantin namun ada tempat khusus. Tempat itu cukup luas hanya untuk tempat makan karyawan.
Aku hanya memesan makanan ringan karena aku sedang diet untuk menurunkan berat badan.

Handphone ku, ku letakan di atas meja samping makanan ku. Aku melahap makanan itu hingga abis, selanjutnya aku sedikit mengobrol dengan Bora agar tidak bosan.
Ya sedikit berbincang-bincang soal pekerjaan dan soal pribadi mungkin.

"Kamu pernah berkencan?" tanya Bora menatap ku, apakah harus ku jawab pertanyaan ini atau tidak?

"Hm pernah, namun tidak berjalan dengan mulus." Jawab ku. Mengapa di otak ku langsung terlintas orang yang bernama Jeno. Padahal mantan ku bukan hanya Jeno, atau mungkin efek baru putus?

"Wuih, sepertinya yang berkencan dengan mu tampan ya. Aku lihat kau saja cantik pasti yang berkencan dengan mu sangat beruntung," ujar Bora tersenyum. Dia tidak tahu bahwa fakta nya berkencan itu tidak seindah yang di pikirkan nya.

"Aku yang beruntung mendapatkan nya, tapi aku lepas begitu saja, " jawab ku spontan tanpa pikir panjang. Terkadang aku tidak pernah tersadar ketika berbicara.

Aku yakin Bora menanyakan apa yang aku pikirkan sekarang. "Jadi, Siapa seseorang yang pernah berkencan dengan mu?" tanya Bora.

Benar, ia bertanya itu sekarang.

"Seseorang yang terkenal, aku tidak akan memberi tahu siapa dia, " jawab ku, lalu aku berdiri membawa bekas makanan ku dan handphone ku lalu pergi. Aku tidak ingin Bora bertanya lebih dalam tentang hal pribadi, itu sedikit mengganggu privasi ku. Tetapi kenapa aku menjawab pertanyaan Bora tadi?

Married With Lee Jeno [END]Where stories live. Discover now