•O7

2.9K 335 47
                                    

"Aku rela menunggu mu, agar kau tahu bahwa Setia itu memang benar ada."
.
.
.
.
.
.
.
.
.

~o0o~

Jeno POV

Aku berlari mengejar Yoora yang sudah pergi terlebih dahulu. Aku mengejarnya diam-diam, aku hanya ingin dia tidak kenapa-kenapa karena emosi dia sedang tidak terkontrol. Mungkin memang aku yang terlalu lebay tetapi tidak apa-apa.

Aku melangkah perlahan mengikuti arah dia berjalan dia ke kiri aku pun mengikuti nya ke kiri dan sebaliknya. Aku seperti penguntit bukan sekarang. Aku hanya ingin memastikan dirinya tidak melakukan sesuatu yang aku pikirkan. Rumah nya adalah, tempat ternyaman untuk bercerita dan rumah itu adalah saksi bisu ketika aku menangis di hadapan Yoora karena lelah dengan kehidupan.

Rumahnya berada di lantai 2, ia memilih rumah disini karena biaya nya yang tidak terlalu mahal dan pas di kantong. Sangat nyaman untuk anak kuliahan dan anak perantauan. Rumah ini di tempati ketika Ibu Yoora meninggal.

Yang aku lihat dari kejauhan ia berkali-kali memencet bel namun tidak ada yang keluar. Harus nya ia tinggal memencet pin yang berada di depan pintunya bukan, ini seperti menunggu seseorang membuka kan pintu. Memangnya siapa yang berada di rumah Yoora?

Ini tidak seperti yang ada di bayangan ku bukan, mana mungkin ia memiliki kekasih dalam waktu yang sangat dekat.

"Harusnya aku tidak ada disini sekarang, harusnya aku tidak tahu itu," ujar ku ketika melihat seorang pria tinggi keluar dari rumah Yoora.

"Haruskah aku mundur?"

Aku melihat Yoora memeluk seorang Pria yang baru keluar dari rumah tersebut. Apa benar itu kekasih Yoora yang baru atau hanya teman. Tetapi jika teman tidak seromantis itu bukan. Apa secepat ini Yoora melupakan ku. Mengapa dirinya terlihat baik-baik saja tanpa ku. Aku disini sendirian menunggu nya.

~o0o~

Yoora berlari menuju arah rumah nya dengan air mata yang sudah mengalir sedari tadi di taman orang-orang mengira ia baru saja di campakkan. Yoora tidak peduli pandangan orang terhadap dirinya. Yoora saat ini hanya ingin cepat sampai rumah. Yoora ingin menumpahkan tangisannya.

Disinilah Yoora, di depan pintu rumahnya memencet bel namun tida ada jawaban dari dalam. Kemana Jeonghan?

"Om Yeppeo cepat buka-!" teriak Yoora dari depan pintu rumah mungkin terdengar sampai rumah tetangganya.

Ceklek~

Ketika Jeonghan baru menampakan dirinya di depan Yoora langsung memeluknya dengan Erat. Jeonghan bingung apa yang terjadi dengan Yoora saat ini. Mengapa dirinya sangat berantakan seperti gembel?

Lengan Jeonghan mengelus punggung Yoora perlahan agar Yoora sedikit tenang. "Kau kena-?" ucapan Jeonghan terpotong oleh ucapan Yoora.

"Kau dari mana saja baru membuka pintu?" bentak Yoora marah sembari memukul dada Jeonghan.

"Aw sakit, Aku membersihkan kamar tamu untuk di pakai ku tidur nanti malam, " jawab Jeonghan

"Kau kenapa seperti gembel sekarang, apa ada yang salah?"

"Apa diriku salah bersikap egois huh?" tanya Yoora.

Jeonghan baru tadi pagi tiba di Korea sudah mendapati Yoora menangis seperti ini. Apa Yoora sering menangis seperti ini ketika tidak ada Jeonghan? Jawaban nya silahkan kalian pikirkan sendiri.

"Ayo masuk jangan di tengah pintu seperti ini, " ujar Jeonghan memapah tubuh Yoora untuk masuk kedalam rumah.

Di suruh nya Yoora duduk di sofa. Jeonghan duduk tepat di samping Yoora sembari mengelus punggung nya dengan pelan.
Jeonghan menunggu Yoora siap untuk bercerita.

Married With Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang