•O5

3.9K 374 20
                                    

"Aku rela menunggu mu, agar kau tahu bahwa Setia itu memang benar ada."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~o0o~

Suasana sangat canggung tidak ada satupun dari mereka yang membuka topik pembicaraan. Yoora yang hanya menatap layar ponsel nya dan Jeonghan yang hanya menatap layar TV. Semua ini karena kesalahan Jeonghan yang asal berbicara. Coba saja Jeonghan tidak berucap seperti itu mungkin tidak akan canggung suasana ini.

30 menit yang lalu

"Bersihkan sekarang atau ku cium?"

Yoora terkejut mendengar perkataan Jeonghan barusan. Bagaimana bisa Jeonghan mengucapkan kata-kata yang sangat ambigu. Mereka ini dua orang dewasa. Bagaimana jika Jeonghan berbuat sesuatu yang tidak-tidak.

Yoora mendengus. "Jangan mengancamku!"

Jeonghan tersenyum kecut. "Apa pernah aku bercanda? Tidak kan?"

"Setidak nya jangan seperti itu, kita hanya berdua disini." Yoora tidak habis pikir, memang ya otak jahil Jeonghan belum saja hilang.

"Apa masalahnya jika kita berdua, bukan kah hal bagus?"

Ini bukan lah Jeonghan yang ia kenal, Jeonghan yang ia kenal tidak sembrono seperti ini. Memang Jeonghan jahil tapi tidak seperti ini. Apakah Jeonghan berubah seperti di film-film yang Yoora tonton ataukah Jeonghan mempunyai kembaran dan mereka mempunyai misi tertentu. Bisa saja kan.

"Kau ini kenapa? Jangan menakuti ku!"

Jeonghan mendekati wajahnya dengan Wajah Yoora. Yoora perlahan mundur hingga dirinya tertahan oleh Sofa yang berada di belakang nya. Sial! Mengapa Yoora menaruh sofa itu disini. Mengapa sangat ambigu suasana kali ini.

"Hei! Apa yang akan kau lakukan?" teriak Yoora tepat di hadapan Jeonghan.

Semakin dekat Jeonghan dengan wajah Yoora, semakin dekat pula telapak tangan Yoora dengan wajah Jeonghan.

PLAK!

Jeonghan meringis kesakitan. Yoora berhasil membuat tato alami dari pukulan kerasnya. Tato seperti ini tidak ada di toko-toko pembuatan tato lain nya. Tato itu berbentuk telapak tangan dan berwarna merah. Tato yang di buat oleh Yoora adalah tato limited edition.

"Apa yang kau lakukan Yoora, menampar ku?" tanya nya tanpa rasa bersalah. Muka tanpa dosa itu di perlihatkan di hadapan Yoora.

"Kau juga! Mendekati ku tanpa izin, kau ingin men-" ucapan Yoora terpotong.

"Jangan-Jangan kau mengira aku ingin mencium mu?" tanya Jeonghan dengan ekspresi yang tidak bisa di jelaskan. Ekspresi ini seperti orang mesum saja.

"Lalu apa yang kau lakukan tadi, mendekati wajah mu dengan wajah ku?"

"Dan ucapan kau tadi sangat amat ambigu," lanjut Yoora.

"Aku ingin menepuk nyamuk yang berada di wajah mu, untuk ucapan ku yang tadi hanyalah candaan aku mempelajarinya dari film yang ku tonton. Aku ingin mencium mu? Mustahil aku tidak nafsu lihat wajah mu yang sangat berantakan!" ejek Jeonghan di barengi tawa.

Married With Lee Jeno [END]Where stories live. Discover now