•29

1.4K 127 17
                                    

"Saling mencintai itu di rasakan oleh kedua pihak, bukan hanya satu belah pihak saja."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~o0o~

Malam terang di temani lampu-lampu yang berada di satu titik tertentu. Angin yang bertiup sangat kencang tidak membuat gadis muda bernama Yubin beranjak pergi dari duduknya. Taman yang sudah sepi, suasana sangat sunyi sangat membantu Yubin menenangkan pikiran. Di temani dua buah kotak susu di sampingnya dan bulan yang bersinar. Tidak ada bintang di samping bulan itu namun langit tetap indah. Wajahnya mendongak keatas menikmati indahnya malam sembari menarik nafas panjang melepas semua beban yang sebelumnya berada di tubuh Yubin. Sekarang sudah lebih enak.

Taman yang di datangi Yubin kali ini dekat dengan asrama Jeno. Entah apa yang membuatnya datang kesini. Bisa jadi alasannya Jeno bukan?

"Aku tidak mau seperti ini terus." Lagi dan lagi Yubin menarik nafas panjang. Sekarang memang bukan musim dingin, tetapi angin malam tidak baik untuk tubuh.

"ARGH!!!"

Yubin berteriak.

"Kim Yubin berisik!" Teriak seseorang yang datang mendekati tempat duduk Yubin. Seseorang itu membawa plastik hitam sepertinya orang itu habis dari minimarket. "Jangan berteriak disini, sangat mengganggu."

"Jaemin Oppa?" tanya Yubin memastikan. Dirinya takut itu adalah orang jahat.

"Iya kenapa? Takut?" Yubin menggeleng. Bagaimana bisa Yubin takut jika Jaemin yang datang menemuinya. Mungkin hanya sedikit canggung.

"Bagaimana bisa kau berada disini malam-malam pula?"

"Jika aku menjawab Jeno Oppa adalah alasannya bagaimana?"

"Ternyata masih sama tidak ada yang berubah, hanya saja aku terus berharap."

"Apa maksud mu? Aku benar-benar bingung."

"Ah sudahlah memang nya saja kau bodoh."

Tidak Terima jika Jaemin berkata seperti itu. Yubin menoyor kepala Jaemin. "Akh! Sakit tahu."

"Hahaha, kau sih mengatakan aku bodoh."

Kan memang bodoh - batin Jaemin.

Sudah tidak ada candaan di antara mereka. Hanya keheningan menerpa mereka. Mereka berdua mendongak ke atas memerhatikan bulan yang kesepian karena tidak ada bintang yang menemani. Haruskah Jaemin memulai percakapan? Seperti dulu.

"Kenapa masih menunggu Jeno? Jeno sudah mempunyai istri." Sadar akan ucapannya. Jaemin membungkam mulutnya sendiri, mengapa bisa Jaemin sangat ceroboh. Jaemin berdoa agar Yubin tidak mendengar perkataan nya tadi. Itu akan menyebabkan masalah lagi.

"Tidak perlu panik, aku sudah tahu." Jaemin menoleh ke arah Yubin. Yubin sudah tahu? Sejak kapan?

"Tidak sedih? Kau menyukai Jeno sudah lama bukan?"

"Untuk apa sedih, Jeno Oppa bahagia bukan bersama Yoora Eonie. Hanya saja di halangi oleh karir Jeno Oppa. Ini bukan Yubin yang dulu, Yubin bodoh yang merusak persahabatan kalian. Maaf," lirih Yubin.

Married With Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang