36

1K 123 26
                                    

Happy Reading♡

Untuk para siders harap memberikan vote atau comment ya, dua hal yg kalian lakukan itu sangat berharga untukku sebagai penulis ini😊

Jangan lupa, vote dan Comment. Oke😁






"Kak, kamu jangan marah ya. Aku ngelaku--"

"Amerta," potong Soobin.

Amerta menatap Soobin bingung, tidak biasanya Soobin akan memotong ucapannya.

"Mari kita batalkan pernikahan kita," ucap Soobin mantap. Bahkan dia bisa tersenyum tulus kepada Amerta, melupakan hatinya yg sebenarnya terasa sakit.

Mata Amerta sudah memanas ketika mendengar pernyataan Soobin.

"Kenapa? KENAPA KAMU MAU MEMBATALKANNYA!!" Amerta bahkan sudah menjerit, menyebabkan air mata yg tadi dibendungnya lolos begitu saja.

"Amerta tenang, please, dengerin penjelasan aku dulu," ucap Soobin pelan. Tangannya hendak menggenggam tangan Amerta namun ditarik begitu saja, Soobin tersenyum miris.

"Penjelasan apa lagi, kamu, hiks..."

"Amerta jangan nangis please," pinta Soobin.

"Aku melakukan ini karena harus, aku merasa bukan aku yg selama ini kamu inginkan."

"Kak! Kamu bilang apa sih?! Aku gak paham, hiks.."

"Aku tahu Amerta, sejak ingatanmu kembali semua, selama ini pasti kamu dihantui perasaan tentang Huang Renjun bukan?"

Amerta menatap Soobin tak percaya, "kenapa harus membahas dia, aku udah gak ada hubungan dan enggak ada perasaan apa-apa lagi sama dia. Aku sayang kamu."

"Tapi kamu enggak cinta aku."

"Kak!!"

"Kalau kamu enggak ada perasaan apa-apa dengan Renjun, kamu enggak akan sekhawatir itu sama Renjun. Masih ingat saat Renjun tertusuk pisau, yg seharusnya itu kamu. Ingat, kamu menangis disana meminta agar menyelamatkan Renjun, Lee Amerta. Dari situ, aku paham betul, kamu masih mencintai dia, bahkan kamu seperti melupakan keberadaanku disana."

Amerta semakin menangis ketika mendengar penjelasan Soobin.

"Dan sekarang, kamu bahkan menyelamatkan hidup Renjun tanpa memikirkan keselamatanmu sendiri Amerta. Jika hanya menolong kamu tidak akan melakukan itu Amerta, aku paham betul perasaan seperti itu."

Amerta membenarkan ucapan Soobin, benar, jika hanya menolong ia tidak akan berbuat sejauh itu, mengorbankan nyawanya demi Renjun. Amerta menunduk, menyadari bahwa tanpa sengaja ia telah menyakiti hati Soobin selama ini.

Grep!

Soobin memeluk Amerta erat.

"Aku tahu, dia sangat berarti untuk hidupmu kan Amer, kejar dia lagi, jangan sampai melepaskannya. Aku mengalah demi kebahagianmu, karena bahagiamu bukan pada diriku kan?"

Amerta terisak, ia membalas pelukan Soobin dengan erat dan menangis di bahu lelaki itu. Lelaki yg selama tiga tahun ini selalu menjaganya dan menyayanginya, kenapa ia bisa menyakiti perasaan lelaki ini.

"Maaf..." lirihnya.

Soobin menggeleng dan mengelus punggung gadis ini, rasanya dia tak ingin melepaskan Amerta. Biarlah, pelukan terakhirnya sebelum pergi ke Kanada.

Destiny :: Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang