Zarea 41 | Pelukan

Start from the beginning
                                    

"Ngakunya leader Jaguar, tapi telinganya di pasang penyadap ajaa gak nyadar. Yaudahlah, ganti leader...ganti leader". Ejek Gery

"Sembarangan lo kalau ngomong! Bukan gue yang di ganti, tapi lo gue keluarin".

"Hehe, jangan dong boss! Becanda elah". Cengir Gery sambil mengangkat dua jarinya keatas tanda piece.

"Tapi, kalau misalnya lo tau Zarea kembaran lo, kenapa lo malah mihak Miranda di pertempuran tadi?". Tanya Rendi penasaran. Azka, Abim, Riko, dan Dion pun ikut menganggukan kepala, tanda ikut penasaran.

"Gue udah tau rencana Miranda. Dari mulai dia ngajak Rextar, Rentgan, bahkan Black Lion. Kalau gue di pihak kalian, tentu Miranda bakal curiga dan gue gak bisa pantau Zarea dari dekat".

"Jadi lo-". Belum selesai Riko berucap, langsung di potong oleh Zalvin.

"Sederhananya, gue harus ada dipihak Miranda buat lindungin Zarea". Lanjut Zalvin sambil tersenyum lembut ke arah Zarea.

Tak bisa di pungkiri, saat ini Zarea sangat senang. Ia sangat merindukan kembarannya, kembaran yang selalu membuatnya iri karena kedekatan kembarannya itu bersama Miranda.

Sekarang semangat yang dulu kian pudar, bangkit kembali dengan sejuta warna yang berbeda. Ia sangat bersyukur mempunyai kedua abang yang nantinya akan selalu melindunginya, mempunyai sahabat-sahabat yang selalu menemaninya, membantu menyelesaikan masalah yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya pada mereka.

Zarea juga bersyukur bertemu dengan orang-orang yang tulus, seperti bang Farid, bang Gery, bang Rio, ahh pokoknya semua anggota Jaguar, Devil Angel's dan The Vagos sangat berarti di hidupnya.

"Lo gak mau peluk gue?". Tanya Zalvin pelan, namun masih dapat di dengar dengan jelas. Tanpa sepatah katapun, Zarea langsung menghambur memeluk Zalvin. Nyaman... Sangat nyaman.

"Gue sayang lo, idik liknit". Bisik Zalvin sambil menye-menye untuk menghibur Zarea yang sepertinya menangis.

Namun bukannya tenang, Zarea malah memeluk Zalvin sangat erat. Membuat pria tampan yang duduk di sofa itu memalingkan pandangannya, siapa lagi kalau bukan Elang. Walaupun Zalvin adalah kembaran gadisnya, tapi tetap saja, ia..... Cemburu.

***

Kini yang tersisa di ruang rawat itu hanya Zaki, Zalvin, dan Zarea. Farid sudah pulang kembali ke basecampnya, begitu pun dengan Gery dan Rio yang mengantarkan Sirla, Rana, Salsa, dan Alfi pulang ke rumah. Anggota inti The Vagos juga kembali ke rumah Rendi, katanya sihh sambil nginap.

Sedangkan pria yang tengah di landa cemburu itu, juga di paksa pulang oleh Zarea setelah mengobati luka lebam di wajahnya. Meski sempat menolak dengan keras, tapi Zarea tetap menyuruh pria itu kembali ke rumah. Siapa lagi pria pencemburu tersebut kalau bukan Elang.

Sekarang, Zarea sudah berbaring di atas brankar dengan di apit kedua lelaki tampan yang berstatus kakaknya. Zaki yang terus memeluk tubuh Zarea dan sesekali memberikan kecupan, sedangkan Zalvin sibuk mengelus surai hitam milik Zarea.

Gadis itu sudah sangat terlelap, wajah damainya mampu menerbitkan senyum kecil dari bibir Zaki dan Zalvin, ahhh betapa cantiknya gadis kecil mereka.

"Maafin abang". Ucap Zaki tiba-tiba yang pastinya tertuju pada Zalvin

"Buat apa bang?".

ZAREA (Black and White Side)Where stories live. Discover now