Part 22 || SM

276 51 29
                                    

Khalid pun juga pergi dari perpustakaan. Ia berniat untuk menemui Aldo, untuk mencari tahu tentang Abbas.

Ketika berjalan sambil melihat kesana-kesini. Ia pun menemukan titik temu.

"Nah, tuh Aldo." Gumamnya. Khalid pun berlari menghampiri Aldo yang baru saja keluar dari kawasan toilet.

"Aldo." panggil Khalid sambil berlari menghampiri Aldo.

Aldo menoleh ke belakang, melihat Khalid yang sedang mendekatinya.

"Nape?" tanya Aldo ringan.

Khalid pun menarik tangan Aldo ke tempat yang lebih sepi.

"Heh, woy lu mau ngapain gue?!" tanya Aldo.

Plak

Khalid menampar Aldo, "Lo kalau mikir jangan kejauhan dong!" tegas Khalid.

"Iye-iye. Napa sih?" tanya Aldo sambil mengusap pipinya.

"Jadi, gue mau nanya-

"Nanya aja lah nggak usah basa-basi."

"Lah ini gue mau nanya lo yang motong pembicaraan gue!" tegas Khalid.

"Ya- iya. Jangan ngegas dong, serem kalo lu ngegas." Kata Aldo.

"Tapi lebih sereman Abbas, sih." Tambahnya mendecit.

"Gue mau nanya, lo tau nggak sama keluarga Abbas?" tanya Khalid mulai serius.

"Nggak tau gue." Jawab Aldo.

Khalid berdecak, "Gue serius, Do. Lo jangan main-main."

"Lah? gue udah serius. Gue nggak tau."

Wajah Khalid berubah datar, "Gue serius ini."

"Heh! gue emang kagak tau, Khalid Husain.
Suer! harus apa gue? harus sumpah pocong gitu sampe lo percaya?!" Aldo ikutan kesal.

"Dua tahun, gue kenal dan temenan sama Abbas. Abbas nggak pernah sedikitpun ceritain tentang latar belakang keluarga dia. Jangankan di ceritain, ngajak ke rumah aja nggak pernah." Tambah Aldo.

"Terus, kalian ketemu buat ngerjain tugas, itu di mana?" tanya Khalid.

"Kalo nggak di rumah Fernan, ya di rumah gue. Kalo nggak, ya di cafe-cafe." Jawab Aldo.

"Jadi, semenjak lo temenan sama Abbas, lo nggak pernah tau, Abbas punya adek atau punya kakak gitu?"

"Urusan itu sih, Abbas ada bilang. Kalau dia anak tunggal. Dan itupun, gue nanya, sebulan baru dia jawab." Jawab Aldo.

"Gue pernah maksa dia, buat cerita tentang latar belakang dia. Tapi dia nggak pernah dengerin gue. Bahkan, gue pernah buntutin dia sampe ke rumah saking penasarannya. Dan pas ketahuan..."

"Pas ketahuan?"

"Dia marah besar, sampai cuekin gue seminggu." Jawab Aldo.

"Kan Abbas emang cuek."

"Beda, bro. Cueknya tuh, serem abis." Aldo bergidik, "Makanya gue langsung nyesel dan minta maaf sama dia." Tambahnya.

Khalid mengangguk-ngangguk.

"Mending, lo stop deh. Cari tau tentang keluarga Abbas. Menurut gue, privasi terbesar di diri Abbas tuh, keluarga dia. Dan lo, mending stop cari tau." Kata Aldo mengingatkan.

"Gue tetep cari tau."

"Lah? nyolot ni anak ye."

***

Kini, Khalid mencari Fernan. Rasa penasarannya sangat besar. Ia sangat ingin tahu, agar dirinya puas dengan jawaban yang akan ia dapatkan nanti.

"Fer!" panggil Khalid kepada Fernan yang sedang mengobrol bersama Justin, teman sekelasnya.

Syahdu Mahabba Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang