Part 14 || SM

314 84 27
                                    

"Loh? si Jo mana?" tanya Aldo kepada Adam.

"Ke toilet." Jawab Adam dan di balas anggukan oleh Aldo.

***

Abbas, Fernan, dan Khalid sedang berjalan melewati lokal-lokal.

"Serem banget sih, lokal komunikasi. Ngeri." Fernan bergidik karena lokal komunikasi sangatlah gelap.

"Liat tuh, lokal PA adem, terang pula."Ujar Khalid menunjuk lokal PA 4B lokalnya, Hajar.

"Yaiyalah, adem. Banyak Qur'an di sana." Ucap Abbas.

Brukh

Tiba-tiba sebuah vas bunga jatuh dan pecah ke lantai. Dan itu membuat mereka bertiga menoleh.

Mata Abbas menyipit ketika melihat sesorang berbaju hitam berlari cepat ke arah kegelapan.

"Pencar!" tegas Abbas lalu ia pun berlari ke lain arah.

Khalid dan Fernan pun juga berlari ke arah yang berlawanan. Karena mereka sudah paham apa yang di maksud oleh Abbas.

Abbas pun menyalakan senter ponselnya karena ia akan memasuki jalan gelap sekarang. Ia melangkah dengan hati-hati.

BUGH!

"Aarrgh!" teriakan Khalid menggema sampai di telinga Abbas.

"Khalid..." Gumam Abbas, ia ingin menghampiri Khalid. Tapi, Abbas terpikir satu hal.

Khalid kan anak militer, pasti dia bisa menjaga diri. Pikirnya.

Abbas pun memilih kembali melanjutkan langkahnya.

Tapi tiba-tiba...

Abbas mendengar suara derap langkah kaki mendekat ke arahnya dengan lambat.

BUGH!

Abbas langsung memukul orang itu kuat.

"Arrghh." Desah orang yang ber hoodie hitam itu.

"Lo siapa? Hah?!" tegas Abbas sambil membuka masker orang itu.

Abbas menautkan alisnya, ia tak sama sekali mengenal orang ini.

BUGH!

"Lo siapa? HEH?!" tegas Abbas setelah memukul perut lelaki itu.

"Lo udah hamilin Shera adik gue! dan gue nggak rela untuk itu!" tegas lelaki itu sambil menunjuk ke arah Abbas, dan bangun tergopoh dari lantai.

"Shera? Shera siapa? lo jangan fitnah gue!" tegas Abbas tak terima.

"Yang fitnah lo, siapa? gue ngomong sama dia!" tegas lelaki itu sambil menunjuk ke arahnya.

Abbas pun menoleh ke belakang. Ia menemukan Fernan yang berada di belakangnya.

"Fer?" gumam Abbas.

Fernan diam di tempat. Lampu redup-redup, seakan suasana sekarang seperti hitam putih.

BUGH!

Lelaki itu memukul wajah Fernan kuat.

"Woy!" tegas Abbas, ia tak terima temannya di pukul seperti itu.

"Lo kalo ada masalah, ngomong!" tegas Abbas mendorong lelaki yang di perkirakan lebih tua darinya setahun.

"Nggak ada yang perlu di omongin! Hati gue hancur! hati gue sakit! ketika adek gue sendiri masuk rumah sakit jiwa karena dia! kehilangan kehormatan karena dia! dan hilang masa depan gara-gara dia!" tegas lelaki itu menunjuk ke arah Fernan.

Abbas mendengarkan saja, ia tahu bahwa lelaki ini akan melanjutkan kata-katanya.

"Setelah bertahun-tahun berlalu, baru kali ini gue tau semuanya! kenapa lo nodain adek gue kenapa?!!" tegas lelaki itu mendorong tubuh Fernan kuat.

Syahdu Mahabba Where stories live. Discover now