Part 13 || SM

345 91 3
                                    

Membaca ini...

Ada rasa sedih, ada juga rasa bahagia di dalam hati Abbas.

Tak terasa, air matanya menetes. Entah ini air mata bahagia, atau sedih? Abbas sulit mengetahuinya.

Abbas pun segera menghapus air matanya.

Sebuah sentuhan, terasa hangat di pundak Abbas. Rupanya, itu berasal dari tangannya Umma.

"Jangan sedih, Nak. Allah pasti tahu kapan waktu terbaik untuk itu." Ucap Umma menenangkan.

Abbas tersenyum dan mengangguk.

"Husnudzon aja, sama takdir Allah, ya. Doa terus. Allah nggak mungkin nggak mendengar doa kamu." Ucap Umma lagi.

Abbas tersenyum, walaupun hatinya sedih, "Iya Umma."

"Assalamualaikum..." Hajar datang membawa nampan berisi kue.

"Lama banget, Nak?" tanya Umma.

"Ini Umma, tadi Hajar bikin kue. Yang pertama tadi tuh, gosong. Dan yang kedua, berhasil. Ya, ini hasilnya." Jawab Hajar dengan senyuman sengirnya.

Umma hanya geleng-geleng kepala.

"Yuk, di makan dulu, yuk." Ucap Hajar sambil memberikan potongan kue kepada Abbas dan Umma.

"Nggak enak nih pasti." Goda Abbas berniat bercanda.

Tiba-tiba, senyum yang ada di bibir Hajar, pudar.

"Kalau nggak mau, nggak usah di makan ya, Bas. Nanti aku buatin balik, kalo kamu mau." Ucap Hajar murung.

"Aduh..." gumam Abbas.

"Salah ngomong gue." Batin Abbas

Ia lupa bahwa Hajar adalah orang yang cepat tersinggung.

"Maksudnya, pasti nggak enak kalo enggak di makan. Ya kan, Umma?" tanya Abbas meminta pendapat Umma.

Umma hanya tersenyum dan mengangguk, "Bener kata Abbas. Enak kok." Ujar Umma.

Hajar pun kembali tersenyum senang. Ia pun memakan juga roti buatannya.

"Enak sih, menurutku. Menurut Abbas enak nggak, ya?" Batin Hajar.

Hajar pun menatap ke arah Abbas yang sedang mencicipi roti buatannya.

Abbas yang merasa di tatap pun, menatap Hajar kembali.

Abbas pun sengaja mengubah wajahnya yang sok serius. Dan itu, membuat Hajar semakin gugup.

"Hm..." Abbas berdehem.

Sementara Hajar, menatap Abbas penuh harap, agar Abbas mengatakan "enak" pada makanannya.

Antara tak tega, dan ingin tertawa ketika melihat mimik Hajar. Abbas pun memilih untuk minum saja.

Sementara Hajar, ia sangat menunggu komentar dari Abbas.

Setelah minum, Abbas pun...

"HAHAHA!" Abbas tertawa lumayan keras, hingga membuat bingung Umma dan Hajar.

"Kenapa, Bas?" tanya Hajar.

Tapi Abbas tetap tertawa.

"Abbas. Jangan terlalu tertawa, nak. Gak boleh." Ujar Umma.

Abbas pun meredakan tawanya, "Habisnya, mimik Hajar lucu, Umma." Ujar Abbas yang tawanya masih lengket.

Umma hanya menggeleng-geleng saja.

"Terus gimana rasanya?" tanya Hajar.

"Nggak enak." Jawab Abbas.

"Masa sih? menurutku, enak kok." tanya Hajar tak terima.

Syahdu Mahabba Where stories live. Discover now