Langkah kaki Sasuke bergerak cepat. Tangannya tersimpan rapi dalam coat hitam panjang yang ia pakai. Hidung hingga dagunya pun ikut tertutup masker berwarna serupa.

"Sasuke, tunggu!" suara tergesa-gesa Kakashi terdengar dari arah belakang.

Tetapi Sasuke lebih memilih untuk mengabaikan seruan manajernya. Ia terus berjalan hingga sampai di depan pintu mobil. Niat hati ingin masuk, namun sialnya kunci mobil miliknya ada pada Kakashi.

Sasuke berbalik, menatap datar Kakashi yang berjarak sekitar dua meter di hadapannya. Ia menelengkan kepalanya, "Buka."

Kakashi yang masih mengatur napasnya akibat lomba lari dadakan, memutar bola mata bosan, "Baik, Tuan muda."

Kakashi menekan tombol untuk membuka mobil. Begitu kendaraan hitam itu berbunyi, Kakashi membuka pintu bagian belakang, tangannya bergerak mempersilahkan Sasuke masuk.

"Silahkan, Tuan muda."

Dengan raut datar Sasuke masuk ke dalam mobil. Tanpa mengeluarkan sepata kata.

'Brak!'

Dan, Kakashi, dengan tampang wajah tanpa dosanya menutup pintu mobil sekencang yang ia bisa, kemudian berjalan setengah berlari ke arah kemudi.

Tepat disaat dirinya mendudukan diri, suara Sasuke keluar bak malaikat yang siap mencabut nyawa.

"Hatake Kakashi, kau rusak mobilku, siap saja uang yang masuk ke rekeningmu hanya setengah."

Tapi, bedanya bukan nyawa Kakashi yang dicabut. Melainkan gajinya.      
     
    
    
   
   

         

***
      
    
    
   
    

       Sekarang sudah pukul enam tiga puluh petang. Sebentar lagi acara makan malam yang diadakan oleh tim dari film yang diperaninya akan dimulai. Makan malam itu dilaksanakan guna merayakan selesainya film yang mereka syuting.

Kini Sasuke sedang berada di dalam mobil. Tangannya menopang dagu, sedangkan matanya menatap datar jalanan malam kota Tokyo. Entah apa yang ada dipikirannya.

Sementara itu, Kakashi sedang fokus mengemudi menuju restaurant yang telah ditetapkan.

"Kau sudah lihat berita?" suara Kakashi memecahkan keheningan yang ada.

Sasuke mengangkat kepalanya, "Berita apa?"

"Kasus tentangmu yang terlibat pertengkaran bersama antis."

Pria yang berambut senada dengan gelapnya malam itu mengangkat alisnya. Ia belum melihat berita tersebut.

"Mana tablet-ku?"

Kakashi mengambil tablet yang terletak di atas dashboard mobil, lalu memberikannya pada Sasuke.

Dengan lincah tangannya mencari berita yang sedang hangat hari ini. Dan munculah sebuah judul berita yang mengejutkan dirinya. Di sana terlihat beberapa foto kejadian yang melibatkan dirinya juga Sakura.

Beberapa foto memperlihatkan tragedi tumpahan jus strawberry. Awal mula semua pertengkaran yang menghubungkan keduanya.

Sasuke terus menggulirkan artikel itu, semakin banyak foto yang menunjukkan percekcokan, dan terakhir ada video berisi pertengkaran ketika dirinya menabrak Sakura dulu.

Kebanyakan komentar yang Sasuke lihat dalam artikel tersebut berisi kebencian pada Sakura. Bahkan isi artikelnya pun seakan-akan menyudutkan Sakura. Dan, tanpa ia tahu darimana asalnya, kemarahan tiba-tiba saja menghinggapi dadanya.

Sasuke melempar tablet-nya ke samping kursi, "Kau bereskan kasus ini, aku mau besok tidak ada lagi sumber berita yang membahasnya lagi."

Kakashi mengangguk patuh, "Baik."

Pria bermarga Uchiha itu kembali menopang dagunya, menatap jalanan. Ia memikirkan bagaimana keadaan si merah muda sekarang. Apakah dia baik-baik saja?

Well, Sasuke, kau tidak akan tahu jika tidak melihatnya sendiri secara langsung.
     
    
   
   
  

***
     
     
     
   
   

          Sasuke masuk ke dalam restaurant tempat makan malam mereka berlangsung. Tempat itu telah disewa keseluruhannya, sehingga yang bisa makan di sana hanyalah orang-orang yang terlibat dalam film.

"Ah, Sasuke, kau datang!" sutradara buncit itu datang menghampiri Sasuke. Ia menuntun Sasuke ke meja yang berisi para pemain utama pada film.

"Silahkan nikmati makan malamnya," ujar pria itu lalu pergi meninggalkan mereka.

"Hai, Sasuke," sapa Toneri. Salah satu pemeran utama pria kedua. Ia duduk di samping kiri Sasuke.

Sasuke hanya membalasnya dengan anggukan disertai senyuman tipis. Dia sedang tidak dalam mood yang cukup bagus.

"Kau tidak apa-apa, Sasuke?" Shion mengusap lengan Sasuke.

Namun usapannya dilepaskan begitu saja oleh Sasuke, meskipun pelan, tetap saja dia merasa tertolak. "Aku tidak apa-apa," ujar Sasuke datar.

"O-oh, baiklah."

Suasana di meja itu seketika berubah menjadi canggung. Toneri yang biasanya mencairkan suasana canggung di antara mereka pun tidak bisa berkutik. Dirinya tidak tahu harus melakukan apa.

Mereka tetap diam hingga beberapa menit kemudian makanan mulai sampai ke masing-masing meja. Dimulai dari appetizer dan berlanjut hingga dessert.

Ketika suasana sedang tenang, sebuah kehebohan terjadi. Dari arah pintu masuk, seorang perempuan masuk dengan muka memerah karena amarah.

Sasuke yang melihat pun terkejut.

Perempuan tersebut berjalan cepat ke arah meja Sasuke, dan tanpa diduga, sebuah tamparan melayang mulus ke arah pipi kanan aktor tampan itu.

"Puas kau?!" teriaknya.

"Puas kau sudah menghancurkan semuanya?!"

.

.

.

tbc.

━━━━━━━━━━━━━━━

author's note:

UP! UP! UP!

huaaa akhirnya anti-fan! update juga. setelah kurang lebih dua bulan terbengkalai, moodku untuk lanjutin cerita ini udah balik.

ow, kasian mas sasuke kena tampar:( eh, lebih kasian kakashi, deh, uang jajannya dipotong XD

hayoo, tebak siapa yang nampar sasucake?

━━━━━━━━━━━━━━

vote dan comment kalian sangat berarti buatku, terima kasih! <3

━━━━━━━━━━━━━━━

(revised: 5th September, 2021)

ANTI-FAN! [COMPLETED]Where stories live. Discover now