Tepuk tangan Pak Nando membuat seisi ruangan terkejut. Dia lebih tertarik dengan perkenalan Kayra dibandingkan Alleta, aneh. "Sejak kapan kamu suka debat dan politik?" tanyanya pada Kayra.

"Sejak SMP. Saat itu, saya dan tim mampu menjadi juara satu debat tingkat nasional mengenai Propoganda Pemerintahan Indonesia," Kayra mengucapkannya santai, seolah prestasi itu belum sebanding dengan prestasi yang diraih Alleta.

"Kapan kamu akan membuktikan pendidikan yang terjamin itu?" terlihat Pak Nando sangat tertarik dengan cara berpikir Kayra, sebab jarang sekali remaja yang memikirkan hal-hal itu.

"Ketika saya menuntaskan pendidikan saya. Selanjutnya saya berkontribusi dibagian pendidikan dan politik," ucap Kayra dengan senyum hambar.

"Lalu mengapa kamu sekolah disini dan mengambil jurusan MIPA?" Kayra terus diterjang pertanyaan dari Pak Nando.

"Karena saya tau kemampuan saya ada pada sains dan alasan saya bersekolah di SMA Zokusa karena saya tau ketatnya persaingan di sini. Jika pun saya kalah, saya kalah diantara jiwa-jiwa inspirasi saya. Tapi saya yakin, saya hanya perlu lebih berprogres agar mendapatkan hasil terbaik dari proses yang saya lalui," semangat Kayra kembali pulih, ia suka dengan keadaan ini. Saat ia mampu mencurahkan jiwanya yang terpendam.

"Menarik, saya tunggu pembuktian darimu," Pak Nando tersenyum kecil menatap Kayra, padahal ada kebanggaan dalam dirinya terhadap Kayra.

"Terimakasih pak, saya izin kembali duduk." Kayra kembali duduk di kursinya.

Kagum, satu kata yang dapat terlihat dari mata Pak Nando.

Perkenalan terus berlangsung, hingga orang terakhir selesai memperkenalkan dirinya. Kini tiba waktunya mereka melakukan penyisihan yang super gila.

Di penyisihan kali ini akan ada sedikit perbedaan, dimana kelas XII paling banyak hanya diambil 3 orang, satu orang di masing-masing cabang. Dan sisanya masuk di kelas XII MIPA-1. Jadi, meskipun nilai tertinggi dari kelas XII hanya tiga orang saja yang diambil.

Menambah rasa panik mereka bukan?

Anita ditunjuk untuk menjelaskan proses penyisihan dua tahun terakhir. Dengan senang hati ia akan menjelaskannya. Secara rinci dan detail. Dia suka wajah-wajah polos yang terkejut dan tertekan.

"Penyisihan ini bukan hanya menguji kepintaran, melainkan konsentrasi dan konsistensi dalam menjawab soal. Dua tahun lalu, sebelum memulai penyisihan dan dimenit ke tiga puluh, kami diwajibkan sit up sepuluh kali dan berlari lima kali putaran, mengelilingi lapangan di depan taman OSIS. Tanpa minum, tanpa istirahat." Anita berhenti sejenak.

Ini penyisihan kelas Olimpiade atau kelas militer, batin siswa kelas X.

Yang perlu gue bunuh pak Nando atau kepala sekolah duluan ya. Pikir Carlos, ranking ke-6 terbaik di kelas X.

Gue butuh jurus menghilang. Batin Alexa, rank ke-9 tebaik di kelas X.

"Bisa saya lanjut?" tanya Anita. Mereka semua mengangguk.

"Di tahun lalu, kami harus merendam kaki dengan air es selama kami menjawab soal, walau sebenarnya boleh mengangkat kaki. Ruangan juga di atur sedingin mungkin, untuk menjaga suhu air es. Kemudian di sepuluh menit terakhir, musik diputar dengan intensitas yang mampu meningkatkan produksi hormon estrogen kalian. Selain itu, bagian terkahir-" Anita menahan perkataannya, membuat seluruh siswa terbaik kelas X menunggu.

Anita senang melihat wajah penasaran itu. Membayangkan hujatan yang mereka berikan dalam hati jika tau kebenaranya.

"Sudah, hanya sampai merendam di air es." ucapnya tertawa kecil, lalu kembali duduk.

DREAMजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें