4 + 17 - 5 - (3×4)

Start from the beginning
                                    

"Tega banget lo lihat gue meninggal, Thur," Calvin menatap tajam pada Fathur. "Kak Anita yang paling baik, jangan dengerin si Fathur ya," rayu Calvin.

"Oke. Tapi kamu harus traktir aku selama 3 hari," jawab Anita santai.

Calvin hanya menghela napas kasar, ia yang berniat mengganggu malah dikerjai balik, "Oke."

Dasar Calvin. Anita hanya menggeleng-geleng kepala melihat kekonyolan Calvin.

Ditengah keasikan mereka (kelas Olimpiade), Pak Reynando datang memanggil mereka semua untuk berkumpul di ruang pertemuan OSIS, tidak lupa 10 siswa terbaik dikelas X.

Kini di sinilah mereka, di ruang pertemuan OSIS. Tanpa ada suara. Pak Reynando menatap satu per satu mata mereka. Terlihat rapi, tegas, dan sangat berwibawa, tatapannya juga sangat mematikan. Tapi siapa yang tau jiwanya? Cover isn't everything. Kita tidak bisa menilai seseorang hanya dengan melihat penampilan luarnya.

"Selamat pagi!" ucapnya.

"Pagi pak!" sahut seluruhnya dengan kompak.

"Kita langsung mulai saja. Nama saya Dr. Reynando Zikyin, M.Pd. Saya sendiri baru mendapat gelar Doktor dari prodi pendidikan matematika. Umur saya dua puluh lima tahun dan kalian bisa panggil saya pak Nando, paham?"

"Paham."

Pak Nando bergerak dari tempat duduknya. Berjalan perlahan mendekati tempat duduk mereka, "Saya minta siswa terbaik dikelas X untuk memperkenalkan dirinya, mulai dari rangking pertama."

Alleta maju dengan mantap, tanpa ada keraguan dalam dirinya. "Selamat pagi! Nama saya Alleta Grizela, biasa dipanggil Alleta. Saya hobi melukis, karena bagi saya coretan dan goresan tangan adalah tempat pelarian yang mampu menjadi karya istimewa. Keunikan yang ada dalam diri saya adalah mampu mengingat kurang lebih seratus susunan, bentuk, wajah, atau tulisan yang didepan saya hanya dalam waktu satu menit. Untuk prestasi akademik, saya yakin tidak kalah dari kalian. Terimakasih!"

Kayra yang mendengarnya merasa sangat kagum pada kegeniusan dan talenta yang dimiliki Alleta. Di sisi lain, ia khawatir jika Alleta terus berprogres, ia akan sangat sulit untuk mengalahkan Alleta. Di pikirannya sekarang adalah bagaimana caranya ia bisa mencuri ilmu dari Alleta.

Lanjut di posisi kedua, Defandra Nathaniel. Orang yang sedari tadi membuat jantung dan hati seseorang tidak tenang, rasa penasarannya kian meningkat saat mendengar suara gesekan kursi dari belakang. Seorang laki-laki maju, terlihat pendiam dan sangat berwibawa. Badannya yang tinggi dan bola matanya yang hitam membuat semua sorot mata tertuju padanya.

Dia mengalami kelainan zygomaticus major, itu terlihat saat dia tersenyum.

"Hallo! Saya Defandra Nathaniel, biasa dipanggil Defan atau Andra. sejak kecil saya tinggal di Jerman dan pindah ke Indonesia saat umur tiga belas tahun. Bakat saya ada di bidang sains, musik, dan olahraga terutama futsal. Terimakasih!"

Bukan, bukan dia. Batin gadis itu. Kekecewaan datang begitu saja menyelimuti hatinya, sakit memang ketika kita berekspektasi berlebihan. Ini hanya sebuah harapan tanpa ada kenyataan. Dia membuang pandangan dari Defandra. Sudah tak ada lagi ketertarikan, rasanya ia ingin segera pulang saja.

Kini Zayn sudah berada di depan, "Saya Zayn Emeri Elfrawijaya, biasa dipanggil Zayn. Bakat saya ada dalam sains dan fotografi. Terimakasih!" Zayn dengan suara berat dan wajah dinginnya kembali berjalan menuju tempat duduknya.

Kayra maju dengan wajah yang kurang bersemangat, "Perkenalkan saya Kayra Rosaly Zeline, biasa dipanggil Kayra atau Zeline. Saya hobi berhitung, menulis puisi dan debat mengenai politik. Karena bagi saya pemerintahan yang adil, pendidikan yang terjamin dan politik hukum yang terbuka akan membawa Indonesia semakin maju. Terimakasih!"

DREAMWhere stories live. Discover now