Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemerandisesuaikan dengan kebutuhan penulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan dari Pinterest. Be wise and don't throw hate into the character.
Don't forget to VoMent Happy Reading!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam dimana dirinya merasakan patah hati untuk yang pertama kali dalam hidup, Kalula berakhir menangis hingga tertidur di pelukan sang kakak. Kaiel yang sudah mengetahui bahwa hal itu akan terjadi pun sudah siap memasang badan sebagai garda terdepan untuk menghibur sang adik. Sejak awal hasil dari misi Kalu sudah jelas tertebak oleh Kaiel. Bagaimana tidak, adik kecilnya itu tetap nekat menyatakan cinta pada Sadam, padahal jelas-jelas pemuda itu sudah punya pacar.
Jadi saat aksi tembak dan ditembak itu selesai, pengakuan Sadam yang bilang kalau Kalula terlihat menahan tangis dan langsung pergi begitu saja setelah selesai bicara dengannya membuat Kaiel mengerti kalau adiknya sungguh sedih atas perasaannya yang tak berbalas. Jadi yang ia lakukan adalah menghampiri kamar Kalula dan membujuk adiknya itu agar mau membagi kesedihan padanya.
Tapi mau menyalahkan siapa atas patah hati yang Kalula rasakan? Adiknya masih kecil dan wajar terjebak cinta monyet. Mau menyalahkan Sadam juga tidak mungkin. Pemuda itu tidak salah hanya karena telah membuat seorang Kalula menangis semalaman yang karena patah hati.
Dua hari setelah kejadian patah hati itu, Kalula akhirnya benar-benar berangkat ke Bogor seperti rencana sejak awal. Meninggalkan Jogja, tempatnya tumbuh selama hampir seumur hidupnya. Ia di antar oleh kedua orang tuanya dan juga Kaiel, berkendara dari Jogja ke Bogor menggunakan mobil pribadi mereka. Berusaha keras untuk menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja walaupun rasa patah hati masih terus menggerogoti hati dan pikirannya. Ia bahkan dengan sadar telah mengacuhkan semua pesan dari pemuda tampan yang sebenarnya sama sekali tidak pantas disalahkan atau bahkan dimusuhi.
Yah, setidaknya Kalula butuh waktu untuk meredakan perasaanya pada Sadam, sekaligus rasa malu karena telah berani menyatakan perasaannya pada pacar orang.
Lain persoalan Kalula dan perasaannya, lain lagi urusan kepindahannya ke Bogor untuk melanjutkan kuliah.
Sebenarnya sejak awal orang tua Kalula agak sangsi untuk melepas satu-satunya anak gadis mereka pergi jauh dari rumah walaupun dengan alasan melanjutkan pendidikan. Tapi Kalula bersikeras dan terus mengatakan bahwa ia sanggup untuk tinggal mandiri. Lagipula Kalula berhasil mendapatkan jurusan impiannya di salah satu universitas negeri terbaik di Indonesia. Jadi kenapa disia-siakan?
Selama merantau nanti pun, Kalula rencananya akan menyewa kos di tempat yang sama dengan Kesya. Sahabatnya sewaktu SMA yang juga di terima di kampus yang sama dengan Kalula. Hanya berbeda jurusan.
"Kamu kalo nyari obat di kotak yang ini ya dek. Terus jangan kebiasaan simpen makanan semalaman, nanti ngundang semut. Kalo simpen snack di rak yang ini. Ibu udah pesenin kulkas kecil buat simpen frozen food takut-takut kamu laper kalau malam. Mungkin lusa sudah sampai." Kalula senantiasa melihat ibunya mondar mandir di kamar kecil yang akan menjadi tempat tinggalnya selama berkuliah nantinya. Perabotan dan barang-barang pribadinya sudah di tata dengan bantuan ibu, bapak dan Kaiel.
