The Director 3

882 167 42
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Adegan sibuk di sebuah set area kerja perkantoran yang melibatkan lebih dari 10 ekstras sedang direkam melalui 2 kamera besar yang diletakkan di dua sudut berbeda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Adegan sibuk di sebuah set area kerja perkantoran yang melibatkan lebih dari 10 ekstras sedang direkam melalui 2 kamera besar yang diletakkan di dua sudut berbeda. Adegan-adegan detail seperti pembicaraan sembunyi-sembunyi para tokoh pembantu, hingga berkas-berkas yang harus di zoom untuk kebutuhan detail cerita pun di rekam dengan baik sesuai arahan sang sutradara. 

Tak ada banyak koreksi dari Lisa semenjak hampir 4 jam mengarahkan proses shooting di set tersebut. Hanya pergerakan para pemeran pembantu yang kadang kecolongan melihat kamera atau korup gambar yang membuatnya harus diulang beberapa kali.

"CUT!" teriakan Lisa menandakan bahwa pengambilan gambar selesai dan membuat semua ekstras juga crew mendesah lega. Lisa meregangkan lehernya yang terasa amat pegal setelah bekerja di 4 set yang berbeda selama hampir 16 jam tanpa waktu istirahat yang cukup. Penundaan yang terlanjur dilakukan selama semingga yang lalu membuat semuanya dikerjakan dengan sistem kebut. Akhirnya di jam 8 lewat 37 malam, Lisa baru bisa benar-benar beristirahat.

Dengan sigap, Lucas segera menyerahkan tumbler ke tangan bosnya yang sudah terulur minta di layani. Tak lupa ia juga mengeluarkan tisu basah, hand cream dan juga ponsel yang sudah lebih dari 4 jam tidak disentuh oleh Lisa.

"Makan Cas, laper banget gue." katanya sambil sibuk membalas pesan entah dari siapa. Matanya terpaku pada ponsel dan jari-jarinya dengan lincah bergerak di atas layar terang yang tergenggam di kedua tangannya.

"Mau makan di sini, di luar atau di rumah mba?"

"Kalo makan di sini, gue makan apa?"

"---gue ngga mau makan nasi box dingin." potong Lisa saat Lucas baru saja akan melirik 3 tumpuk nasi box yang berada tak jauh dari posisi mereka.

"Hmmm kalo gitu paling gue pesenin makan di resto deket sini. Resto Jepang yang waktu itu loh mba." Lisa terlihat manggut-manggut dengan mata yang masih fokus pada layar ponselnya.

"Kalo makan di rumah, pesen juga?"

"Iya mba, gue pesenin sekarang biar nanti sampe rumah tinggal makan." Lisa kembali mengangguk, membuat Lucas berpikir bahwa bosnya itu sudah mengambil keputusan. Tapi dugaannya ternyata salah. Pertanyaan lain kembali dilemparkan pada Lucas dan seketika membuat pria itu merasa bahaya sedang mendekat. Lucas memaki dalam hati seolah baru ingat, kalau jarak Cibubur ke Cipete bisa-bisa memakan waktu lebih dari satu jam di hari Jumat malam seperti ini. Resto Jepang yang barusan ia rekomendasikan juga pasti sedang ramai-ramainya karena baru buka.

Lali-ShootWhere stories live. Discover now