Toxic Handsome Man 2

663 158 23
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Don't forget to VoMentHappy Reading!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dimana kamu?"

"Hmmm masih di PIM. Kamu udah selesai latihan?" Adis meremat baju di bagian dadanya untuk meredakan debar hebat karena tiba-tiba mendapat panggilan dari pacarnya.

"Emang nugasnya belom selesai?"

"U-udah, tapi ini lagi mampir ke drugstore buat nganterin Cath beli make up." Adis menatap Cath dengan tatapan penuh permintaan maaf karena terpaksa mencatut namanya. Sementara sahabatnya itu kini tengah melotot ke arahnya karena namanya dibawa-bawa. Siapa juga yang mau namanya disangkut pautkan saat berurusan dengan seorang Malik. Pemuda tampan yang terkenal galak jika menyangkut Adis. 

"Ck kebiasaan. Kan aku udah bilang langsung pulang kalo udah selesai nugas. Tadi janjinya juga gitu kan? Ngga pake mampir dulu makanya ngga mau aku jemput?"

"Maaf Lik, tapi mumpung disini jadi sekalian." 

"Kamu ngga bisa nemenin aku latihan tapi bisa ya jalan sama Cath sampe jam segini? Udah deh, nih aku jalan jemput kesana. Jangan berani kemana-mana Dis, live location kamu juga jangan berani dimatiin."

"Lik gausah! Aku udah mau pulang, sumpah."

"Ngga ada Dis, kamu pulang sama aku jadi jangan berani kemana-mana."

"Lik---"

"Adis!" geraman di seberang sana membuat Adis mengatupkan matanya rekat-rekat. Ia memang tidak pernah ditakdirkan untuk menang dari Malik.

"Oke." lirihnya menyerah. Tangannya terjatuh lemas di atas meja dengan ponsel yang layarnya sudah mati, menujukkan bahwa panggilang mereka sudah terputus sepihak karena Adis tidak pernah mematikannya lebih dulu.

"Malik mau kesini Dis?" yang ditanya mengangguk lemas. Ia sudah tidak memiliki selera lagi untuk menikmati desert viral yang sedang booming mondar mandir di media sosialnya.

Alasannya tentang drugstore yang ia katakan tadi memang bukan hanya sekedar alasan. Sebenernya mereka sudah selesai dengan segala urusan mereka untuk membuat laporan praktikum sejak beberapa jam yang lalu. Tapi karena mereka selesai lebih cepat dari perkiraan awal, mereka menyempatkan diri untuk menontol film dan bahkan cuci mata ke beberapa store kecantikan juga fashion. Tapi hingga malam telah datang, mereka berdua belum juga mau beranjak dari mall yang semakin ramai di malam minggu begini.

Lali-ShootWhere stories live. Discover now