Toxic Handsome Man 6 (End)

1K 156 63
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Warning!!!7000+++Disarankan jangan mulai baca kalau belum ada di kondisi yang santai 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Warning!!!
7000+++
Disarankan jangan mulai baca kalau belum ada di kondisi yang santai 

Trying so hard to deliver every emotion that i want in this 7000+++ words. I hope it's not dissapointing



Adis benar-benar berusaha keras untuk bisa menghindar dari Malik. Pemuda itu terus saja berusaha untuk mendekatinya dan membujuk dengan berbagai macam cara. Bahkan kemarin, papa Adis yang memang sedang dinas di Lombok menghubungi Adis dan membujuknya untuk berbaikan dengan Malik. Entah apa yang sudah pemuda itu katakan pada sang papa, tapi Adis kesal dan tak habis pikir karena lagi-lagi pemuda itu seolah memanfaatkan kebaikan papanya.

 Entah apa yang sudah pemuda itu katakan pada sang papa, tapi Adis kesal dan tak habis pikir karena lagi-lagi pemuda itu seolah memanfaatkan kebaikan papanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini, Adis memilih untuk menghabiskan waktunya di perpustakaan yang terdapat di fakultas lain kampusnya. Tempat yang sudah pasti tidak akan Malik sangka akan Adis sambangi mengingat jarak dari fakultasnya ke fakultas ini cukup jauh. Tapi mau bagaimana lagi, Adis tidak mungkin pulang karena ia masih ada kelas beberapa jam lagi. Mau keluyuran ke kafe dekat kampus juga rasanya kurang nyaman karena ia sendirian.

Ah bicara soal sendirian, Adis masih belum berani juga untuk datang menjenguk Cath. Gadis yang sudah di rawat di rumah sakit selama hampir satu minggu karena dislokasi bahu itu sudah beberapa kali mengubungi Adis lebih dulu tapi tak kunjung mendapat balasan. Seperti yang sudah-sudah, Adis masih malu untuk menemui sahabatnya itu. 

Layar ponsel yang ia tarus di atas meja, tepat di samping buku yang tengah ia baca itu lagi-lagi menyala. Menandakan ada pesan yang kembali masuk ke ponselnya. Jika boleh menebak, pengirim pesan itu pasti Malik yang memang masih suka menerornya dengan banyak pesan. Adis bahkan sampai harus memblokir nomor pemuda itu walaupun Malik masih tetap memilki seribu satu cara untuk menghubungi Adis.

Lali-ShootWhere stories live. Discover now