Toxic Handsome Man 3

735 170 78
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni berasal dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis, dan jika ada kesamaan nama atau tokoh yang dipakai, itu adalah sebuah kebetulan. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan berasal dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Don't forget to VoMentHappy Reading!!!

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Sayang aaaa." Adis membuka mulutnya lebar-lebar untuk meminta suapan dari Malik. Ia berulangkali mencubit pahanya sendiri untuk menghilangkan rasa malunya hanya agar rencananya untuk membuat Malik risih tidak sia-sia. Toh sejak tadi, pandangan teman-teman Malik sudah tertuju padanya dan terlihat terganggu. Jadi mau mundur juga pecuma.

"Laper banget ya?" tapi seolah punuk merindukan bulan, sejak awal Adis mencoba untuk bersikap manja pada Malik, pemuda itu malah meladeninya dengan sangat baik. Bahkan disetiap Adis memanggilnya dengan sebutan sayang, ia terkekeh senang dan yang merasa terganggu juga kesal malah teman-temannya.

"Iya, tadi aku sarapan cuma pakai roti. Jadi sekarang laper banget. Kamu sih jemput akunya lama." Adis kembali membuka mulutnya saat Malik mengulurkan potongan steak yang tadi Malik pesankan untuknya. Pemuda itu bahkan dengan telaten membersihkan sisa mushroom sauce yang ada di sudut bibir Adis.

"Cewe lo kesurupan Lik? Anjir, geli banget gue daritadi ngeliat Adis gelendotan sama lo kayak setan nempelin orang." Adis menjulurkan lidahnya untuk membalas ucapan Dion, teman Malik yang juga satu SMA dengannya. Lihat sendiri kan? Teman-teman Malik memang tidak pernah menyembunyikan rasa tidak suka yang mereka rasakan pada Adis. Parahnya, Malik masih saja sering memaksa Adis untuk ikut dengan perkumpulannya.

Semetara Malik seolah tidak mendengar protes dari Dion. Ia sama sekali tidak terlihat terganggu atau berniat untuk membalas ucapan teman lamanya itu. Ia masih terus mengurus Adis yang ia sadari tiba-tiba berubah sangat manja dan jadi sering merengek. Sangat berbeda dengan sosok Adis yang biasanya lebih suka menurut dan tidak banyak protes seperti saat ini.

"Aaa lagi Dis." 

"Ngga, udah kenyang. Aku mau pinjem handphone kamu aja sini. Biar aku cek, kamu ada deket sama cewe lain atau ngga." selesai berucap begitu, Adis langsung menggigit daging-daging yang ada di dalam mulutnya. Beruntung bukannya tersinggung, Malik malah terkekeh sambil menyodorkan ponselnya. Niatnya memang ingin mencari masalah agar Malik muak, tapi kalau sampai membuat pacarnya itu sampai marah dan mengamuk di depan umum juga Adis belum siap.

"Cek aja, kalo sampe kamu nemu yang macem-macem kamu bebas ngehukum aku apa aja."

"Kalo minta putus?" shit! Adis benar-benar tidak bisa menahan dirinya sendiri. Lihat saja wajah dan tatapan Malik saat ini. Adis benar-benar merasa akan dilahap hidup-hidup oleh kekasihnya itu.

Lali-ShootOù les histoires vivent. Découvrez maintenant