Archduke of Austria 3

964 134 13
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan dari Pinterest. Be wise and don't throw hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Don't forget to VoMentHappy Reading!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa kau bahagia?"

"Sejauh ini? Sempurna." keduanya terkekeh. Tubuh mereka masih bergelung nyaman di atas ranjang empuk yang sudah mereka tempati bersama sebagai suami istri hampir satu bulan terakhir.

"Tapi sebentar lagi bulan madu kita selesai. Aku akan kembali dengan tugas-tugas ku dan kau akan mulai dengan semua agenda pelatihan dan kegiatan sosial."

"Terdengar berat. Apa menurut mu aku bisa?" Alicia menaruh dagunya bersandar pada dada bidang milik suaminya. Mata mereka terus terpaku satu sama lain dan satu tangan Arthur pun naik membelai wajah dan anak rambut Alicia. Sedangkan satu jari Alicia sudah menari menggoda di sela pakaian tidur sang suami yang tersingkap.

"Aku akan selalu berusaha membantu mu." Alicia mendengus kasar, membuat Arthur mengernyitkan kening.

"Kalimat yang sungguh menenangkan tuan Arthur. Tapi sayang sekali, yang nantinya akan menjadi pendamping ku adalah ibu mu sendiri." Arthur kemudian terkekeh kecil. Ia menarik dagu Alicia dan disaat yang sama ia pun agak memajukan wajahnya untuk mencuri sebuah kecupan dari istrinya.

"Tak akan ada hal buruk yang terjadi, aku berjanji." Alicia menghela dan kembali menyandarkan pipinya pada dada Arthur. "Tapi ibu mu sedikit menakutan" lirih Alicia. 

Sejak periode bulan madu mereka dimulai, hampir selama satu bulan penuh mereka mengurung diri di kediaman mereka. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di kamar atau di area baca luar ruangan yang kini disulap menjadi area makan dan bermain untuk Alicia.

"Aku ingin melukis." kata Alicia tiba-iba.

"Baiklah, setelah membersihkan diri kita akan melukis." Alicia kembali mengangkat wajahnya dan menatap Arthur.

"Tapi tidak disini." katanya sambil tersenyum misterius.

"Lalu dimana?"

"Di tempat yang biasa aku datangi jika ingin sendiri. Jaraknya cukup jauh, tapi aku jamin kau akan menyukainya."

Sesaat setelah selesai membersihkan diri, Arthur benar-benar dibawa ke sebuah tempat sepi yang tidak pernah ia datangi sebelumnya. Jaraknya memakan waktu hampir 2 jam menggunakan kereta. Istrinya itu sangat sering membuat dirinya terkejut dengan segala kebiasaan dan selera aktifitasnya. Arthur serasa terus dibawa naik turun dengan segala kegiatan tidak terduga yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Alicia berbeda dan agak---ekstrim?

Lali-ShootWhere stories live. Discover now