The Director 4

822 162 68
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

"Jadi lo sama si Baskara ini apaan sih sebenernya? FWB?" Lisa mendelik pada Maurin, managernya yang tak pernah muncul sejak kepulangannya ke Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi lo sama si Baskara ini apaan sih sebenernya? FWB?" Lisa mendelik pada Maurin, managernya yang tak pernah muncul sejak kepulangannya ke Jakarta. Pengantin baru itu baru saja pulang dari honeymoon dan langsung menodong Lisa atas hubungan gelapnya dengan salah satu pemain di project yang masih belum rampung ia kerjakan.

"Bangsat emang si Lucas. Ngadu apa aja dia sama lo?" Maurin terkekeh melihat wajah Lisa yang kesal. Kalau sudah begini, ia berjanji akan membelikan banyak hal untuk Lucas sebagai bayaran atas wajahnya yang sudah pasti akan jadi babak belur tak lama lagi.

"Everything. Termasuk soal si Baskara Baskara ini yang beberapa hari belakangan suka nginep di rumah. Pacaran?"

"You know i don't do that kind of things Mau."

"Jadi bener FWB dong?" Lisa berdecak. Ia kembali meneguk bir dingin langsung dari kalengnya. 

"Come on Ra. Lo kalo mau pacaran juga gapapa kok. Umur lo udah mau 28, ngga aneh kalo akhirnya lo nemu the one yang akhirnya bisa bikin lo yakin untuk bangun suatu hubungan."

"Mau, he's no one. Dia bukan siapa-siapa."

"Oh, bukan siapa-siapa tapi lo ngijinin dia buat nginep di rumah, sekamar pula. Lo pikir gue anak kecil yang bisa lo boongin?" Lisa masih menatap jauh ke kolam renang gelap yang hanya disinari oleh bulan. Di tengah kesibukannya mengerjakan proyek film yang Anwar produseri, kini ia menyempatkan untuk mengambil waktu untuk istirahat barang setengah hari. Menyewa sebuah vila yang tak jauh dari lokasi shooting, ia mengundang Maurin yang sudah sejak kepulangannya dari honeymoon beberapa hari yang lalu selalu ribut mengajaknya bertemu.

"He's okay, i'm not gonna lie. Tapi lo tau kalo gue ngga tertarik sama yang gitu-gituan."

"Ya okay. Berarti kalian lagi ada di state FWB-an aja gitu kan? Gue ngga masalah kok Ra. Lo udah lama banget juga ngga deket sama siapa-siapa. So i think i could called this is as a massive progression from you."

"Ck, ngaco."

"Masalah hati emang rumit sih Ra. Apalagi buat lo yang udah terlanjur kecewa sama setiap pernikahan yang lo saksiin sendiri proses collapse-nya. Tapi, kalo udah ada sosok yang lo pikir baik, ngga ada salahnya kok buat nyoba. Dan hubungan lo sama si Baskara ini gue harap bisa bikin lo yakin untuk nyoba buka hati."

"Terserah. Tapi jangan salahin gue kalo harapan lo gugur suatu saat nanti." Maurin terkekeh kering. Sahabatnya ini memang tidak pernah lepas dari label keras kepala. 

Lali-ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang