The Director 2

854 178 47
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Suara helaan napas terdengar nyaring di ruang tengah apartment miliki seorang manager artis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara helaan napas terdengar nyaring di ruang tengah apartment miliki seorang manager artis. Baskara, pria yang berulang kali menghela napas keras itu tak bisa melepaskan bayang-bayang dari kejadian yang terjadi hampir satu minggu yang lalu. Sudah lama memang, tapi masih terasa dengan sangat jelas. Bahkan rasa saat bibirnya terus dicium berulang kali oleh rekan mainnya tak lagi teringat dan telah terganti dengan rasa manis dari ciumannya dengan seorang Auralisa.

Akibat dari kejadian tempo lalu, proses shooting di tunda hingga waktu yang belum bisa di tentukan. Dan selama penundaan itu, kegiatan Baskara setiap hari hanya seputar makan, tidur dan kembali memutar memori manis yang sangat ia gemari. Seperti saat ini, ia berbaring di sebuah sofa dengan lengan yang menutupi matanya. Berusaha untuk fokus dalam mengingat setiap detail kejadian tempo lalu. 

"Ck, bisa gila gue!" kesalnya sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Setres ya? Iya sih, biasanya lo ngga pernah ada waktu buat rebahan. Eh sekarang udah seminggu kerjaan lo cuma rebahan kayak babi. Mau gue cariin job ngga? Badan lo pasti pegel-pegel karna kebanyakan diem di rumah kan?" tanya Daniel tidak peka. Manager-nya itu memang tidak ada di tempat saat kejadian tempo lalu terjadi. Ia hanya di jelaskan bahwa ada insiden tidak menyenangkan yang melibatkan sosok Auralisa sehingga shooting jadi mandek.

"Masih belom ada kabar soal kelanjutan shooting-nya?" Baskara bangkit dan duduk menghadap Daniel. Kedua sikunya menumpu di atas paha dan telapak tangannya menaut menyangga dagu.

"Sejak gue meeting kemaren sama agensi nya Naura, kita belom dapet update lagi. Naura juga masih di rawat kayaknya sampe sekarang." Baskara terkekeh kering. Jika saja Naura sejak awal memilih untuk meminta maaf pada Auralisa, Baskara pikir shooting tidak harus sampai di pending hingga satu minggu seperti ini. Alih-alih minta maaf, si artis malah belagak sakit. Terlanjur malu mungkin, pikir Baskara.

"Anterin gue deh yuk." kata Baskara sambil berdiri.

"Kemana?" Daniel yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya pun akhirnya mendongak sambil menatap artisnya dengan satu alis yang sudah tertarik naik.

"Nengok Naura."

"Hah?! Ngapain? Lo ada apaan sama dia?"

"Ck, gausah banyak nanya. Lo mau gue balik kerja lagi apa ngga?"

"Ya mau lah! Sumpek gue ngeliat lo setiap hari numpang tidur di apartment gue." Baskara berdecak kesal dan lebih dulu pergi meninggalkan Daniel yang masih belum nyambung. 

Lali-ShootWhere stories live. Discover now