Efek Obat Bius 3

574 118 46
                                    

Disclaimer : Cerita ini adalah fiksi dan murni dari fikiran penulis. Seluruh adegan dan pemeran disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Credits untuk seluruh gambar yang digunakan dari Pinterest. Be wise and don't put a hate into the character.

Don't forget to VoMent
Happy Reading!!!

Masih dalam rangka menistakan Jungkook yang lagi wamil

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Masih dalam rangka menistakan Jungkook yang lagi wamil. Yang mentalnya ngga kuat liat ayang di kata-katain silahkan move out huehehe








Nadi berbaring malas di atas tempat tidur. Kaki kanannya yang menopang di atas kaki kiri terus bergoyang-goyang hingga menimbulkan getaran pada kasur yang sedang ia tiduri. Membuat  suara decakan kasar pun terdengar jengkel. Raski, yang juga berada dalam posisi yang sama dengan Nadi bangkit dari tidurnya dan menatap sinis pada sahabat sejak awal-awal masa perkuliahnya itu.

"Bisa jangan goyang-goyang terus ngga sih Nad?" yang ditegur tak menjawab apapun dan hanya acuh. Sebuah buku terjemahan berjudul The Buried Giant karangan Kazuo Ishiguro yang terbuka menutupi wajahnyanya pun direbut oleh Raski dan dibuang entah kemana.

"Ck apaan sih Ras? Ganggu aja tau ngga sih." Nadi mencebik jengkel. Membuat Raski tak habis pikir akan kelakuan Nadi yang sudah sejak datang ke rumahnya beberapa jam yang lalu, masih bersikap begini-begini saja. Lesu dan tidak bersemangat.

"Lo tuh kesini buat nyobain kebaya wisuda. Bukannya tidur-tiduran doang kayak gini. Tuh, si Aura udah selesai. Sana, udah giliran lo tuh. Kalo lo masih mau males-malesan, biar gue suruh mba Sekar pulang aja biar lo wisudaan pake gamis."

Nadi mencebik tapi tak ayal bangkit juga dari tidurnya. Ia bergerak keluar dari kamar Raski dan mengambil kebaya miliknya yang sudah digantung rapih oleh mba Sekar, penjahit yang membuatkan kebaya untuk dirinya dan teman-temannya.

"Jangan cemberut. Nanti lemak lo ikut cemberut, terus pas wisuda kebaya lo jelek sendiri karena ngga muat." 

"Ck iya iya. Raski bawel banget ngalahin ibu." 

"Raski bener kali Nad. Lo jangan terlalu setres perkara mantan jamet lo itu. Mikirin banget sih."

"Sembarangan. Gue ngga ada ya mikirin si Jaki jamet itu. Yang gue pikirin tuh gimana caranya biar si Jaki lupa sama janji gue yang bilang bakal bawa si dokter ganteng pas wisuda nanti."

"Ya lagian nyari penyakit. Udah tau Jaki begitu orangnya. Pake ditantang segala."

"Lo ngga tau sih Ras, waktu itu tuh si Jaki nyebelin banget. Pake bilang kalo gue gabakal bisa mo-- awwwww. Mba Sekar sakittt." Mba Sekar terkekeh sungkan pada Nadi yang kini tengah mengusap-usap pinggangnya yang tidak sengaja terkena jarum pentul.

Lali-ShootDonde viven las historias. Descúbrelo ahora