˚。⋆35. our plan⋆。

24 3 21
                                    

Annyeonggggg
Abis stuck plisss
voment-nya yaaa

Happy reading 🌱

Rafael membaca surat tentang PKL (Praktik Kerja Lapangan) yang diberikan wali kelasnya tadi. Tertulis di surat itu bahwa siswa/siswi boleh memilih dan menentukan sendiri tempat PKL. Nantinya, sekolah tinggal mengurus semua berkasnya.

Rafael meletakkan suratnya di meja belajar. "Aslinya, gue pengen PKL di Medan, tapi nggak mungkin dikasih izin sama pihak sekolah. Guru mana yang mau monitoring sampai nyebrang lautan?" Monolognya sembari melanjutkan membaca. "Lagian, biaya hidup di sana nggak murah."

Dalam KBBI, monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program, memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran. Monitoring melibatkan perhitungan atas apa yang kita lakukan, monitoring melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan yang kita berikan.

Dalam konteks PKL, monitoring bisa diartikan secara ringkas sebagai pengamatan siswa. Dalam waktu tertentu, selama siswa tersebut masih PKL, ada guru yang ditugaskan untuk mengamati dan mencatat perkembangan siswanya di tempat PKL. Biasanya dilakukan 2-3 kali sampai periode PKL habis.

"Gimana, ya? Gimana gue bisa deket sama Mikha kalau gini?"

Rafael melihat sekeliling. Tiba-tiba sebuah ide muncul. "Nice. Gue ke sana sekarang."

Cowok itu berlari menuju garasi untuk mengambil mobil miliknya. Kebetulan tidak ada orang tua atau adiknya. Jadi ia bisa bebas hari ini. Rafael mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju suatu tempat dengan sangat bersemangat.

Hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit. Sesampainya di sana, ia memarkirkan mobilnya di area yang sudah tersedia. Lalu melangkah santai ke pintu utama.

"Udah berapa lama gue nggak main ke sini? Dulu gue benci banget sama tempat ini. Sekarang malah berharap."

Meskipun Rafael bisa bebas masuk, tapi ia tetap menaati peraturan dan tidak melupakan kesopanan di sana. Rafael masih mengisi buku tamu yang tersedia.

"Rafa udah lama nggak ke sini, ya? Kesibukannya apa sekarang?" tanya resepsionis yang sedang bertugas.

"Kegiatan organisasi Rafa banyak, Kak. Ini aja Rafa ke sini buat keperluan mendesak. Papa ada di ruangan?"

"Sebentar." Resepsionis itu mengambil telepon kantor untuk menelpon sekretatris Liam.

Rafael menunggu sambil menyimak. "Oh, jadi salah satu praktiknya Lunna gini, ya? Unik, seru. Pantesan tuh cegil NCT satu formal banget kalau di publik," gumamnya.

Telepon selesai, resepsionis itu mengatakan pada Rafael bahwa Liam ada di tempat. Cowok itu mengucapkan terima kasih, lalu pergi ke ruangan papanya.

"PAPA!" teriak Rafael begitu memasuki ruangan Liam, ruang Direktur.

"Minimal ketok pintu, AA Zayyan."

Rafael menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Liam selalu memanggilnya dengan nama belakang ketika gemas dengan kelakuannya.

"Maaf, Pa. Papa sibuk?"

"Enggak, ada perlu apa sampai ke kantor? Kayaknya penting banget?"

Rafael duduk di depan Liam. "Pa, boleh nggak kalau Rafa sama temen Rafa PKL di sini?"

Liam mengernyitkan keningnya. "Kenapa tiba-tiba? Katanya dulu nggak mau? Disuruh main ke kantor aja ogah-ogahan, sekarang malah mau PKL di sini? Kesambet apa?" tanya Liam panjang lebar.

Rafaelluna's Diary (silent love) Where stories live. Discover now