˚。⋆30. need certainty⋆。

33 5 22
                                    

Happy Ahad7⃣
Ahad terakhir ramadhan
Semoga istiqomah, tapi aku sendiri belum istiqomah😿

🎋Happy Reading🎋

Setelah cukup menenangkan diri di taman tadi, Rafael memutuskan untuk pulang karena langit tiba-tiba gelap dan menjatuhkan tetesan air mengenai wajahnya.

Ia sengaja menyetir motornya dengan kecepatan 20 km/jam sembari menikmati hujan yang turun sore itu. Sehingga sampai di rumah dalam keadaan basah kuyup. Untung saja Liam dan Dira sedang tidak berada di rumah, jadi ia selamat dari kemarahan keduanya.

Rafael segera mandi membersihkan diri dan mengganti bajunya. Alih-alih beristirahat, ia justru mengambil gitarnya lalu memainkannya sambil duduk di balkon. Bukan Rafael namanya kalau tidak menyanyikan lagu galau yang sudah seperti makanan sehari-hari.

Setelah menyanyi, ia tersenyum pedih menatap langit yang masih gelap itu. "Sampai kapan pun, masa lalu akan selalu menjadi pemenangnya."  Diam sejenak, sampai akhirnya ia menyadari sesuatu. "Tunggu, masa lalu?"

Tiba-tiba otaknya memutar beberapa ucapan teman-temannya selama ini.

"Raf, lo nggak mencintai 2 cewek sekaligus, kan?"

"Jangan gegabah, takutnya perasaan lo ini cuma pelampiasan."

"Udah move on?"

"Lo beneran nggak peduli lagi sama dia atau cuma pengalihan isu?"

"Move on nggak segampang itu, Raf."

"Sebodoh-bodohnya lo, don't use someone to forget someone, jangan gunakan seseorang untuk melupakan seseorang."

"Gue malah takut kalo nantinya lo bakal nyakitin keduanya, Raf."

"Jangan egois, lo bisa aja kehilangan mereka berdua."

"Cewek butuh kepastian, Raf."

"Gue percaya lo cowok yang baik, tapi tolong jangan menaruh setengah kepingan hati di orang lain kalau setengahnya masih di seseorang. Lo bakal nyakitin mereka."

"Awas aja lo punya perasaan sama Lunna sebelum selesai sama perasaan lo ke Lauren."

"Gue yakin lo belum move on, dulu aja sebucin itu sama Ren."

Rafaelluna's Diary (silent love) Where stories live. Discover now