˚。⋆28. confused to see it⋆。

30 9 27
                                    

Assalamu'alaikum, annyeong
Kalian liburan sekolah nggak sih?
Aku masih masuk-libur-masuk-libur minggu ini

Happy Reading 💐🧚‍♀️

Semua peserta lomba diberi satu tiket wisata Jakarta beserta uang saku masing-masing 500 ribu rupiah. Dika dan Lunna memanfaatkan kesempatan itu untuk melepas rindu setelah 7 tahun tidak bertemu. Mereka memilih tiket masuk ke Sea World Ancol.

"Kamu suka dunia laut, kan?" tanya Dika ketika mereka berada di aula peserta.

"Iya, masih inget aja."

"Inget dong, nggak mungkin aku lupain hal-hal kecil tentang kamu," jawab Dika.

"Ini bukan ucapan buaya darat, kan?" tanya Lunna.

"Aku buaya putih loh, Lun."

"Aku mermaid loh, Dik!"

"Oh, pantesan suka lautan, ternyata habitat asli."

"Pantesan suka ngilang, ternyata siluman buaya."

Dika dan Lunna masih seperti dulu, 2 sahabat yang saling menistakan satu sama lain. Kemudian mereka mengambil uang saku dan tiket pesanan mereka. Setelahnya, mereka memesan taksi untuk pergi ke sea world.

Di sana, Lunna terlihat sangat bahagia dapat melihat hewan-hewan laut itu dari dekat. Dika hanya mengikuti gadis itu dari belakang, memantau Lunna supaya tidak hilang. Lucu sekali seperti mengasuh anak kecil. Tapi, Lunna memang akan selalu terlihat seperti anak kecil yang penuh rasa penasaran di mata Dika.

Lunna datang ke Indonesia saat berusia 5 tahun. Usianya sekarang 17 tahun. Terhitung 12 tahun sudah Lunna menjadi warga Indonesia. Namun ternyata waktu selama itu belum cukup membuat Lunna mengenal budaya daerahnya sendiri. Jiwa Koreanya masih melekat. Ia masih sering menggunakan beberapa kosakata Korea dalam kehidupan sehari-harinya.

Dika melangkah pelan menghampiri Lunna yang berjongkok melihat seekor dugong. Gadis itu tampak mencoba berinteraksi dengan si hewan laut. Dika menyamakan posisinya dengan Lunna. "Ngapain?" tanyanya.

Dengan polosnya Lunna menjawab, "Ngajakin ngobrol temen aku, namanya Ogong."

Dika terkekeh ringan. "Ogong? Temen baru?" tanyanya.

"Iya, ganteng, kan?"

"Ganteng, tapi udah punya cewe tuh." Dika menunjuk ke arah dugong lain di dekat dugong itu. "Ogong, double date, yok."

"Hah? Double date?" Lunna kebingungan.

Seolah mengerti, dugong yang dipanggil Lunna dengan sebutan Ogong tadi langsung menghampiri dugong lain yang sudah seperti pasangannya.

"Ihhh, lucuu!" Lunna kagum melihat interaksi mereka. Tanpa diduga, kedua dugong itu berciuman.

Tangan Dika reflek menutup mata Lunna. "Nggak boleh, nggak boleh lihat!" Cowok itu menyeret Lunna menjauh dari sana.

"Dikaaa, ih. Kenapa?"

"Di bawah 18 tahun nggak boleh lihat adegan ciuman."

"Orang aku udah sering nonton drakor, banyak tuh ciuman."

"Beda dong, Una. Ini kamu lihatnya secara langsung tadi. Nggak boleh, ya?" Dika mengusap rambut Lunna.

Tak mendapat jawaban, cowok itu menekuk lututnya dan menyamakan tinggi badannya dengan Lunna. "Annyeong? Beli es krim, yok!"

Rafaelluna's Diary (silent love) Where stories live. Discover now