˚。⋆18. remember it again⋆。

37 17 9
                                    

Assalamu'alaikum
Ramadhan kareem
Tahun lalu ngga kerasa vibes ramadhan-nya
Semoga tahun ini jauh lebih baik

Selamat menunaikan ibadah puasa, Shodiqoti

Qoro a ta sa'idah
Happy Reading 💞

Seorang wanita paruh baya sedang membaca sebuah artikel di internet dengan ditemani segelas teh hangat. Nerisa Indira, seorang model ternama yang sudah menerima banyak penghargaan dari berbagai event.

Tampak biasa saja memang jika orang lain tidak mengetahui bahwa artikel yang ia baca adalah tentang perselingkuhan, perselisihan, dan berujung pembunuhan.

Dira terlihat sangat fokus. Sepertinya ia begitu tertarik dengan topik yang dibahas.

"Hm, menarik," gumamnya.

Saking fokusnya, ia tak sadar jika putra sulungnya sedari tadi memanggilnya. Ia baru sadar ketika cowok itu menepuk pundaknya. "Ma."

Dira menoleh tanpa ekspresi. "Ada apa?" tanyanya.

"Besok Mama sibuk, nggak?"

Dira mengambil ponselnya. Ia melihat jadwal yang ia catat di kalender. Terlihat hari esok ia tidak terlalu sibuk karena hanya akan menghadiri reuni di sore hari.

Tanpa berbicara, ia menunjukkan jadwal di ponsel tersebut kepada sang anak. Cowok itu tersenyum dan mengangguk.

"Ma, besok Rafael terima raport. Mama yang ambil, ya?" ucapnya seraya menyerahkan undangan.

Dira membaca sejenak, lalu mengangguk. Sungguh, ini keadaan yang sangat langka bagi seorang Rafael.

Terlihat biasa saja memang, tapi bagi Rafael yang tidak dekat dengan Dira, ini menjadi momen tak biasa. Bahkan sedari Rafael kecil, pengasuhnya yang selalu mengambil raport atau menghadiri pertemuan di sekolahnya.

Orang tua Rafael sama-sama sibuk, saking sibuknya, mereka tak peduli dengan putra-putri mereka. Rafael paham akan kondisi tersebut, tapi tidak dengan adiknya, Ashella. Gadis itu masih butuh dimanja, sehingga ia selalu mencari celah untuk mendapat perhatian orang tuanya.

ʚɞ

Sebuah keluarga sederhana sedang duduk melingkar di ruang makan. Tersaji berbagai masakan khas Sunda di meja depan mereka.

"Masakan Nenek enak," puji Dika.

"Jelas, Nenekmu ini dulu chef kampung," kata Rizal.

Dika mengernyitkan dahinya. "Chef kampung? Apa itu, Pa?"

"Nenek yang selalu menerima pesanan setiap tetangga ada acara, semua acara pokoknya dia yang masak," jawab Kakek Dika.

"Wah, hebat."

Ketika sedang asyik berbincang, telepon masuk ke ponsel Rizal. Tertera nama Riana di layar ponsel tersebut.

"Halo, ada apa, Riana?"

"Selamat siang, Bapak Manajer, saya ingin memberitahukan tentang pengunduran jadwal pertemuan dari Bapak Baskara. Beliau mengundur jadwal tersebut menjadi 30 menit lebih lambat, Pak."

"Apa alasannya?"

"Bapak Baskara mempunyai alasan pribadi yang nantinya akan Beliau ceritakan sendiri pada Bapak Rizal."

"Hm, baik. Ada informasi apa lagi selain itu?"

"Saya kira itu saja, Pak. Selamat beraktivitas dan semoga lancar dalam perjalanan dinas kali ini, Bapak Rizal."

Rafaelluna's Diary (silent love) Where stories live. Discover now