˚。⋆33. be my friend⋆。

16 5 9
                                    

Tuhhhh ketemu lagi sama anak-anak SMK Pelita Harapan
Happy Reading🧚‍♀️🧚‍♀️

Wanita itu menatap putrinya. "Eomma tidak mau melihat kamu yang tidak bersalah ini harus merasakan teror yang lebih buruk, Lunna. Kamu harus hidup bebas dan bahagia."

"Tapi, Lunna nggak bisa tanpa Eomma. Lunna nggak bisa hidup tanpa Eomma. Dulu, Eomma jarang ada waktu buat Lunna, dan ninggalin Lunna tanpa kabar selama 10 tahun, dan Eomma tau? Lunna kayak orang gila. Dan setelah Eomma kembali ke sini, Lunna berasa hidup lagi, seneng banget." Lunna mengusap air matanya. "Eomma tega mau ninggalin Lunna lagi? Lunna baru bisa bener-bener merasakan kasih sayang seorang Ibu beberapa hari ini."

Kalimat terakhir Lunna terngiang-ngiang di telinga Indira.
"Lunna baru bisa merasakan kasih sayang seorang Ibu beberapa hari ini."

Pikirannya langsung mengarah ke Rafael yang selalu ia abaikan semenjak kelahiran Ashel di usia Rafael yang masih 4 tahun saat itu. Ia memutar memori di mana ia selalu memperlakukan Rafael seperti anak tiri selama ini. Dan baru memberikan sedikit kasih sayangnya pada Rafael setelah ia tau bahwa ternyata anaknya berprestasi.

Dan ia juga sadar bahwa sayangnya pada Rafael sebatas nilai dan prestasi. Bukan murni dari hati nurani. Tidak seperti kasih sayangnya pada Ashel yang sangat tulus.

Indira mematung di depan Laras dan Lunna yang masih terus memohon agar sang Bunda tidak nekat.

"Tante Dira," panggil Lunna.

Indira seketika sadar dari lamunannya. Tak terduga, Lunna berlutut memeluk kaki Indira. "Tante, maafin Bundanya Lunna, ya. Lunna tau kalau Bunda salah, Bunda pasti udah nyakitin hati Tante banget dulu, maafin. Tapi, sekarang Bunda Lunna udah berubah, kok. Bunda siap membayar kesalahannya, tapi tolong, jangan turutin keinginan Bunda buat bunuh dia. Lunna nggak tau apa jadinya Lunna tanpa Bunda, Tante."

Hening, tidak ada yang menyahut. Lunna melanjutkan kalimatnya.

"Maafin Lunna juga karena udah hadir di kehidupan Tante lewat anak sulung Tante, maaf kalau hal itu bikin Tante Dira makin dendam sama keluarga Lunna. Tante pasti muak liat muka keluarga Lunna, ya? Nanti Lunna bakal jauhin Rafael, kok. Maaf, Tante. Lunna yakin kalau Tante sebenarnya orang baik, tapi orang sekitar Tante yang bikin Tante jadi jahat. Sekali lagi maaf, ya, Tante Dira."

Indira meneteskan air matanya. Tapi, ia berusaha tidak terlihat sedih, ia mengusap air matanya.

Merasa tidak mendapatkan jawaban dari Indira, Lunna berdiri lalu memeluk wanita itu. "Tante Dira, kita selesaikan baik-baik, ya? Kita lewati sama-sama. Lunna minta maaf."

Sial. Pertahanan Indira seketika runtuh. Ia membalas pelukan Lunna sambil menangis.

Ashel yang sudah tak bisa menahan tangisnya pun berlari menghampiri sang Mama, diikuti Rafael di belakangnya. Mereka memeluk Indira dari belakang. Indira sadar akan kehadiran mereka, otaknya juga bertanya-tanya, sejak kapan mereka di sini? Tapi suasana hatinya saat ini lebih dominan. Ia memilih mengabaikannya terlebih dahulu. Lalu mencium Rafael dan Ashel bergantian.

Sejahat apa pun manusia, pasti di dalam hatinya masih terdapat kelemahan walaupun setitik. Dan manusia yang sifatnya jahat itu tidak benar-benar jahat. Mereka adalah manusia baik hati yang tersakiti sehingga menjadi jahat untuk melampiaskan emosinya.

ʚɞ

Hari ini, Rafael dan Lunna berangkat bersama. Mereka terlihat sangat ceria. Bahkan, mereka mengajak sahabat-sahabatnya untuk makan bersama. Tentu saja sahabat mereka heran dengan perubahan sikap yang tiba-tiba. Terlepas dari itu, mereka senang karena hari ini dapat traktiran makan siang.

Rafaelluna's Diary (silent love) Where stories live. Discover now