˚。⋆17. the longed for comes⋆。

38 19 22
                                    

Hihii ketemu lagii
jangan lupa voment, ya

Happy Reading 💫

1 minggu setelah UAS, anak-anak SMK Pelita Harapan melaksanakan classmeeting. Banyak lomba yang diadakan oleh anggota OSIS. Kemeriahan tentunya membuat otak mereka yang awalnya panas menjadi segar kembali. Tapi belum sampai di situ, mereka masih harus merasakan ketegangan dalam pembagian raport.

"Ini kita kapan tenangnya, sih?" tanya Alvian.

"Lusa, Al," jawab Shakira yang sedang memakan keripik pisang.

"Yee, itumah elo, Sha. Lo pinter, lah gue? Lusa ya siap-siap kena amuk bokap."

"Makannya, belajar! Jangan pacaran mulu lo sama si Kanaya!" ujar Jendra.

"Lo juga pacaran ya, anjir."

"Tapi kan gue pinter, bisa belajar bareng Shakira," jawab Jendra. Cowok itu merapikan poni Shakira. "Iya kan, Ay?"

"Hm," jawab Shakira sembari menganggukkan kepalanya meskipun pandangannya masih belum lepas dari game crazy dog di ponselnya.

"Iya-in si paling pinter."

"Infokan tiket ke mars, dong!" ucap Lunna tiba-tiba.

"Mau ngapain?" tanya Desta.

"Gue bosen ngontrak di bumi liat orang bucin mulu," jawab Lunna.

"Jomblo happy nikmatin dulu, Lun. Bebas kita," ujar Desta.

"Iya, sih. Tapi sesekali gue pengen ngebucin juga!"

"Yaudah ayok pacaran!" ucap Rafael yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari Lunna.

"Cuci muka sono! Kayaknya abis kesurupan lo."

"Abis itu kita pacaran?"

"Ngimpi!"

"Katanya pengen ngebucin, Lun?" tanya Kanaya.

"Nggak jadi."

"Awas besok nyesel," ucap Alvian.

"Amit-amit."

ʚɞ

Undangan untuk orang tua dibagikan hari ini. Bertepatan dengan diumumkannya juara lomba hiburan classmeeting. Bersenang-senang dulu, senam jantung kemudian. Mungkin itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan perasaan mereka saat ini.

Lunna pulang dengan perasaan gelisah. Dirematnya undangan yang ia pegang hingga sedikit rusak. "Ranking gue gimana, ya?" gumamnya. Lunna ragu untuk masuk ke dalam rumah, ia tau kalau Baskara pulang awal hari ini karena Direktris perusahaan tempatnya bekerja sedang mengadakan acara pernikahan putranya.

Dengan langkah pelan, ia membuka pintu rumahnya. Terlihat Baskara yang sedang menonton televisi dengan ditemani secangkir kopi hitam dan sepiring gorengan.

Melihat kedatangan Lunna, atensi Baskara teralihkan. "Bawa apa itu?" tanya Baskara.

"Undangan ambil raport, Yah. Bes-"

"Nggak bisa." Baskara memotong ucapan Lunna. Pria itu kembali fokus pada acara televisi yang sedang ia tonton.

Lunna juga tidak berani membantah apa-apa lagi, ia tau kalau endingnya akan selalu seperti ini. Dari dulu, Lunna juga selalu mengambil raport sendiri. Rasa iri dengan teman-teman yang raportnya diambil orang tua pasti ada, tapi ia harus menahannya.

Lunna mengangguk. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar di lantai atas. Lalu meletakkan undangan tersebut di meja tamu. Setelah Lunna pergi, Baskara melirik undangan itu. Ia mengambil dan membacanya. Tertulis bahwa dirinya harus datang pukul 09.00 pagi di sekolah Lunna.

Rafaelluna's Diary (silent love) Where stories live. Discover now