58) Jangan Sedih

940 58 1
                                    

"Pandangan kamu tentang orang yang ngatain kamu gimana? Ternyata, kamu ada yang hujat juga ya di sosial media," ungkap Alzena yang sedang membuka aplikasi chat.

"Tapi, aku enggak peduli," timpal Azizan.

Azizan merangkul bahu istrinya. "Allah yang ciptain kita aja dikatain punya anak, rasulullah dikatain penyihir, orang gila, pendusta dan masih banyak lagi. Apa lagi kita manusia biasa enggak bisa bebas dari cela."

"Gitu juga kamu kalau ada yang ngatain jangan diambil hati ya," lanjutnya.

"Mereka membuat-buat cerita tentang kamu dan sesuatu yang enggak ada dalam diri kamu, jangan kamu peduli komentar mereka, merasa mulialah soalnya kamu disamain sama orang-orang mulia yang jauh lebih baik dari kamu, " ucap Azizan dengan pandangan yang lurus.

"Mereka berkata bahwa Rasulullah adalah penyihir, orang gila dan pendusta. mereka mencurigai Nabi Yusuf telah mencuri, mereka menuduh Siti Maryam telah berzina. Simpan kenyataan itu di depan mata kamu, kalau kamu enggak akan selamat dari komentar manusia sebaik apapun diri kamu. Dalam kitab hilyatul awliya disebut, dulu Nabi Musa pernah meminta pada Allah."
Alzena sibuk mendengarkan ucapan suaminya.

Kemudian Azizan melanjutkan, "Ya Allah aku meminta agar
tak seorangpun berkomentar tentangku kecuali dengan yang baik-baik. Maka Allah menjawab: wahai Musa, aku yang menciptakan
mereka, tapi mereka berkata aku punya anak dan istri, itu adalah keistimewaan yang tak aku berikan untuk diriku sendiri, apakah kau berharap akan aku berikan untukmu?"

"Terus dalam surat Yasin ayat 76, Fala yahzunka qawluhum, jangan sampai ucapan mereka membuatmu bersedih," ucap Azizan seulas senyuman terbit di bibirnya.

"Oke, aku bakal anggap omongan buruk orang lain itu sebagai sampah kayak yang hubabah Halimah Alaydrus bilang, jadi bakal aku buang biar di hati aku yang disimpan yang indah-indahnya aja," balas Alzena baru saja ceramah itu ia dengar kemarin.

***

Satu waktu di rumah Hikam dan Fira.
Fira sedang duduk di sofa dengan wajah cemberut, menatap layar televisi tanpa benar-benar melihat apa yang sedang ditayangkan. Dia sedang badmood dan tidak ingin diganggu oleh siapapun, termasuk suaminya.

Hikam datang dari belakang dengan senyum lebar di wajahnya. Dia tahu bahwa Fira sedang badmood, tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggoda istrinya itu.

"Beb, kenapa wajah kamu cemberut gitu?" tanya Hikam sambil mencoba mendekat dan memeluk Fira.

Fira menepis tangan Hikam dan menjawab dengan nada kesal. "Aku enggak mau disentuh, Hikam. Aku lagi badmood."

Hikam hanya tertawa dan berkata, "Ya, kalau itu yang kamu mau."

Namun, bukannya pergi, Hikam malah duduk di sebelah Fira dan mulai menarik-narik bajunya. Dia bahkan berpura-pura menangis dan berkata, "Tapi, baju ini, 'kan milik aku. Kenapa kamu pakai baju milik aku kalau kamu lagi badmood?"

Fira menatap Hikam dengan wajah tak percaya. "Ini baju aku, Hikam!"

Hikam hanya tertawa dan berkata, "Ya, tapi kan kita udah nikah. Jadi, semua milik kamu adalah milik aku, termasuk baju ini."

Fira tidak bisa menahan tawa mendengar kelakuan suaminya itu. Dia menepuk kepala Hikam dan berkata, "Kamu ini bener-bener ya!"

Dan begitulah, Hikam berhasil mengubah suasana hati Fira dengan kekonyolannya. Mereka berdua tertawa bersama, dan badmood Fira pun hilang seketika.

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now