5) Ikatan Suci

17.6K 756 80
                                    

Rayno Kaynen⎯seseorang yang mendampingi Alzena dari kecil hingga remaja sedang menatap fotonya yang terpajang di nakas kamar bersama beberapa tahun silam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rayno Kaynen⎯seseorang yang mendampingi Alzena dari kecil hingga remaja sedang menatap fotonya yang terpajang di nakas kamar bersama beberapa tahun silam. Ia menyandarkan diri pada dinding kamarnya yang penuh dengan kenangan, tak terasa setelah sekian tahun keakraban mereka terputus.

Hatinya meneguhkan keberanian untuk mengungkapkan apa yang sudah lama terpendam. Menghela napas, dia membuka percakapan dengan Alzena lewat pesan suara.

"Zen, gimana kabarnya?" sapanya disusul dengan pertanyaan. "Besok hari bahagia lo ya? Gue rasa ada sesuatu yang harus gue ucapin sebelum lo nikah."

Alzena, yang tak menyangka mendapat pesan dari Rayno, sebenarnya Alzena tidak berniat membalas langsung tapi mengabaikan rasa tidak enak ini masih tumbuh dalam benaknya ditambah Rayno mengirim spam, meresapi tiap kata yang terbaca.

Lalu dalam kesendirian Alzena bergumam, "Ray? Kok tiba-tiba? Gue baik kok, lo gimana? Ada apa Ray? Setelah sekian lama lo baru hubungin gue lagi?"

Tapi, pesan itu tidak Alzena balas. Alzena memilih untuk mengabaikan Rayno. Alzena sudah mulai menjaga diri bertahun-tahun sampai tidak pernah lagi membalas chat yang bukan mahram tanpa kepentingan.

Rayno terus saja mengiriminya pesan hingga memenuhi layar notifikasinya. Alzena memutuskan memblokir notifikasi. Namun, Rayno menghubungi melalui nomor Rara.

"Halo, Bunda apa kabar?"

"Halo juga. Baik alhamdulillah, Nak, udah lama Ray enggak main ke sini."

"Puji Tuhan, Bunda. Maaf ya, Bunda. Soalnya Rayno udah lama enggak ke Indonesia."

"Enggak apa-apa, Alzena juga dulu kasih tau Bunda."

"Tadi baru aja, Ray pulang. Mau mampir ke rumah Bunda belum dikasih izin sama Kakek."

"Besok aja enggak masalah sekalian datang ya? Ray, udah dikasih tau sama Kakek belum kalau Alzena mau nikah?"

"Udah, Bunda. Besok Ray hadir."

"Bunda seneng kalau Ray, hadir. Kamu ini kemana-mana aja dulu suka bareng Alzena."

"Bisa aja Bunda. Kalau boleh Ray mau minta tolong buat ngomong sama Alzena soalnya pesan Ray belum dibalas, Bunda."

"Boleh, Nak bentar ya. Bunda ke kamarnya dulu."

"Zena, barusan Rayno telepon Bunda. Mau ngomong sama kamu." Rara memberi ponselnya pada Alzena.

"Enggak mau," tolak Alzena menggigit bibir bawahnya.

"Ngobrol aja sebentar." Kalau sudah begini Alzena semakin tidak enak. Dengan berat hati Alzena menurut.

"Bun, temenin," pinta Alzena dengan tatapan penuh harap.

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now