6) Janji

17.2K 715 102
                                    

Pasangan suami istri baru itu sedang membereskan barang-barang Alzena yang lumayan banyak. Agar nanti setelah rumahnya diisi tidak perlu repot lagi.

"Bisa enggak ngambilnya?" tanya Azizan saat melihat Alzena kesulitan mengambil barang di atas lemari karena tubuh kecilnya.

Alzena itu seorang perempuan yang terbiasa berdiri dengan kakinya sendiri. Tidak suka merepotkan orang lain.

"Mau dibantuin?" tawar Azizan saat melihat Alzena berusaha keras mengambil barangnya.

"Aku bisa sendiri," ucap Alzena merasa tidak enak.

"Aku tau kamu bisa apa-apa sendiri, tapi sekarang sama aku ya? Aku janji bakal temenin kamu kecuali kalau Allah panggil aku untuk pulang," timpal Azizan dengan gerakan cepat Azizan meraih sebuah kotak milik Alzena.

Alzena terharu karena telah menemukan seseorang yang tepat untuknya.

Selesai beres-beres mereka berencana untuk memindahkan barang ke rumah yang baru. Yang sudah lama Azizan siapkan. Tidak lupa mereka berpamitan kepada orang tua mereka.

"Zen, enggak mau jauh dari Bunda!" rengek Alzena manja.

Mata Alzena berkaca-kaca. Azizan menguatkan Alzena dengan menggenggam tangan Alzena. Padahal hanya sehari.

"Anak umi terang-terangan ya sekarang, mentang-mentang udah halal," goda Tata seraya tersenyum.

Azizan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Salah tingkah.

"Kehadiran cucu dari kalian kita tunggu ya," ucap Rara ceplas-ceplos.

"Baru aja nikah, Bun. Masa langsung dimintain cucu," protes Alzena tak terima.

"Bunda enggak sabar soalnya," aku Rara mengatakan yang sebenarnya.

Kemudian Azizan ikut menimpali, "Do'a-in yang terbaik aja Bunda."

"Pasti. Titip Alzena ya, Bang. Banyakin sabar ngadepin dia," pesan Rara untuk menantunya.

"Siap, Bun. Alzena jadi tanggung jawab Azizan sekarang," balas Azizan dengan anggukan.

Azizan dan Alzena berpamitan sambil mengucapkan salam. Azizan membukakan pintu mobil untuk Alzena dan menutupnya.

"Romantis banget ya anak kamu," komentar Rara memperhatikan mereka.

"Dia emang gitu. Tiap aku masuk aja selalu dibukain. Alhamdulillah," timpal Tata senyuman terbit dari wajahnya.

Mereka berdua melaju di atas jalan tol yang sepi, hanya terdengar suara mesin mobil yang menggema. Cahaya bulan memancar terang menyinari jalan raya yang terbentang panjang.

Azizan fokus mengemudikan mobil, sementara Alzena menikmati pemandangan malam yang indah di sekitar mereka. Langit gelap membuat bintang-bintang bersinar dengan indahnya, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Alzena terpesona dengan keindahan malam itu, seolah lupa akan perjalanan yang masih panjang.

"Kalau ngantuk tidur aja dulu," saran Azizan saat melihat Alzena menguap.

"Emang masih lama ya?" tanya Alzena penasaran.

KEPASTIAN DENGAN GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang