19) Belajar Agama

4.7K 249 1
                                    

Pertama-tama, yuk vote dulu!

Btw, aku butuh komen kalian reader😸

Happy reading!

***

Sudah Alzena duga pelakunya ternyata memang Rezki.

Dengan sigap Azizan merebut kamera yang awal mulanya digenggam oleh Rezki.

"Enggak kapok banget ganggu istri gue!" ucap Azizan.

"Bentar lagi juga kalian cerai!" balas Rezki dengan enteng.

"Jangan asal ngomong! Kita enggak akan pernah cerai selamanya," jelas Azizan dengan nafas yang mulai memburu.

"Cukup, Ki! Jangan kayak gini!" Alun-alun kesabaran Alzena mulai diuji.

"Terus mau lo gimana? Kita nikah gitu?" tantang Rezki dengan tatapan yang menyeramkan membuat Alzena bergidik ngeri.

"Lo segitunya sama gue? Gue kurang apa dari dulu ngejar-ngejar lo hah?" amuk Rezki membanting kameranya.

"Jangan berani sentuh istri gue kalau lo enggak mau gue masukin ke penjara!" ancam Azizan tidak main-main.

Rezki pergi setelah diancam oleh Azizan karena Rezki tidak mau rahasianya terbongkar.

Azizan memakaikan sabuk pengaman untuk Alzena. Setelahnya menggenggam tangan Alzena begitu erat.

Mobil melaju dengan kecepatan yang sedang.

"Kenapa bisa Rezki langsung pergi gitu?" Alzena merasa heran.

Azizan menceritakan dengan detail dari awal hingga akhir sehingga membuat Alzena mengerti.


***

Mereka saling bermain mata dan terus berbicara tanpa kata-kata. Dari sana, kehangatan hati mereka merasuk, memancarkan getaran positif yang membuat mereka merasa semakin memahami satu sama lain. Setiap pandangannya menyiratkan rasa sayang yang mendalam, dan ketika matanya menatap ke dalam mata pasangannya, pikiran dan perasaan mereka saling berbicara dengan indah. Tanpa perlu berkata-kata, mereka tahu bahwa mereka selalu dapat saling memahami dan berada di satu sama lain dalam kebahagiaan atau kesedihan.

Suatu hari, Hikam dan Fira sedang duduk santai di sofa, sambil menikmati secangkir teh hangat. Suami berkata, "Beb, aku pikir kita harus mulai hemat."

Fira yang merasa penasaran pun bertanya, "Hemat? Gimana caranya?"

Dengan penuh semangat Hikam menjawab, "Pertama, kita harus mulai matiin lampu kalau enggak digunain. Kedua, kita bisa mulai menanam sayuran di kebun belakang kita sendiri."

Dengan wajah berseri-seri, Fira membalas, "Ide yang brilian, Beb! Aku siap nyalain lampu dan nyiapin peralatan buat nanam sayuran besok pagi."

Hikam tersenyum dan bertutur, "Tapi, tunggu dulu... Kita harus buat jadwal. Aku bisa matiin lampu setiap malam sebelum tidur lalu kamu tanggung jawab nyalain lampu di siang hari."

Perlahan Fira mengernyitkan dahi dengan tatapan heran, lalu berkata, "Tapi Beb, lampu cuman nyala di sore sampai malam hari. Kenapa harus siang hari?"

Hikam dengan wajah polos menjawab, "Tentu! Supaya lampu enggak kesepian dan bisa istirahat juga."

***

KEPASTIAN DENGAN GUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang