Bagian Tiga Puluh

63.1K 4.7K 61
                                    

Minggu pagi, Evron mengayunkan kakinya dengan santai. Sesekali wajahnya mengedar, mengintai seisi rak makanan ringan yang berjejer rapi. Saking fokusnya pada beberapa snack jenis baru dengan slogan yang unik, Evron yang tiba-tiba mengambil langkah mundur tak sengaja menyenggol tubuh seorang wanita paruh baya. Tak hanya Evron saja yang terkejut, korbannya pun sampai harus memekik kala tubuhnya jatuh terduduk di atas dinginnya lantai.

"Astaga, Tante!"

"Aduh," Kanaya mendesis sambil mengusap pinggangnya yang berdenyut.

Evron ikut berjongkok. "Sorry Tante, saya nggak sengaja. Tante nggak apa-apa kan?" Tanyanya kelimpungan.

Wanita berambut panjang itu menatap Evron lekat, tak lama senyumnya tersungging karena kepanikan yang Evron pamerkan.

"Tante nggak apa-apa kok, cuma kaget aja."

"Tante yakin? Atau mungkin Tante mau ke rumah sakit, biar dokter spesialis yang ngecek kondisi Tante. Takutnya gara-gara saya Tante kenapa-kenapa lagi,"

"Kamu baik ya."

Evron tertegun. Baik? Kata aneh yang baru kali ini disematkan padanya. Bahkan untuk beberapa waktu Evron hanya tersenyum kikuk, sebelum akhirnya berdeham dan dengan cepat mengulurkan tangannya. Tepat setelah keduanya berdiri, barulah Evron memperkenalkan dirinya.

"Nama saya Evron Zephyr,"

"Kanaya Madeline."

"Madeline?"

Evron mengerjap mata kala Kanaya bergumam membenarkan perkataannya, bahkan ia masih tak mampu mencerna situasi lantaran merasa familiar dengan marga yang Kanaya kenakan.

"Kok nama Tante mirip sama cewek yang saya suka ya?"

"Loh? Emang iya?" Kanaya memekik bahagia.

Evron mengangguk cepat. "Iya Tan, marga kalian sama persis loh!" Balasnya semangat.

"Kalo Tante boleh tau, siapa nama cewek yang Evron suka?"

"Keana Madeline!"

"Ke ... Keana?" Kanaya membeo dengan mulut menganga lebar.

"Iya Tan, tapi saya di tolak!"

"Kenapa Keana nolak kamu?"

Evron menggeleng. Tanpa secuil pun kecurigaan, keduanya melanjutkan obrolan mereka seputar Keana. Selagi Evron menceritakan banyak hal, Kanaya hanya mampu menimpali sambil sesekali tertawa karena penuturan ceria Evron tentang putri bungsunya.

"Kamu ceria ya,"

"Ah masa sih Tan?"

Kanaya mengangguk. "Kebetulan anak gadis Tante baru putus sama pacarnya, kamu mau nggak kalo Tante jodohin sama putri Tante?" Tawarnya, membuat bola mata Evron kian melebar.

"Waduh maaf Tante, jelek-jelek gini hati saya cuma buat Keana doang."

"Kok jelek sih? Kamu tuh ganteng tau, yang bilang kamu jelek jangan-jangan rabun lagi!"

"Wah Tante, padahal yang ngomong saya jelek itu cewek yang saya suka loh." Balas Evron, pura-pura memberengut sedih.

Sekali lagi jawaban Evron berhasil memantik tawa Kanaya, sampai suara seorang gadis berhasil menyadarkan mereka. Begitu wajah keduanya berputar, mereka langsung dihadapkan pada seorang gadis berambut pendek. Meski gadis 17 tahun itu mengenakan pakaian sederhana, namun tetap mampu membuat Evron tertegun dengan pupil mata melebar.

"Nah kebetulan anak Mama udah nyampe," ucap Kanaya, merangkul bahu Keana dengan penuh cinta.

Keana melirik Evron sinis. "Ngapain tuh bocah ada disini?!"

SECOND CHANCE (END)Where stories live. Discover now