Bagian Dua Puluh Enam

64.5K 4.8K 60
                                    

Evron mengetuk jemari tangan kanannya ke atas meja, sementara tangan kirinya sibuk meraba bibir bawahnya. Semenjak memperoleh kemenangan atas Erector, ia dan seluruh anggota Vechter sibuk merayakan keberhasilan mereka. Selagi rekan-rekannya bersorak bahagia, maka Evron merasakan hal sebaliknya.

Aneh, harusnya gue nggak menang segampang ini.

Irama ketukan Evron terdengar kian teratur, saat tanda tanya itu mengisi benaknya. Jelas ada yang aneh. Tidak mungkin ia bisa mengalahkan Morgan semudah membalikkan telapak tangan. Selain skill Morgan yang patut diacungi jempol, strategi yang Virgo turunkan juga tak mungkin diragukan. Belum lagi ambisi dan amarah Morgan yang ia yakini kian membara, begitu mengetahui syarat yang Evron sampaikan sebelum pertandingan dimulai.

Kalo diinget-inget, gue nggak liat Virgo di sana. Atau jangan-jangan Virgo ada sangkut pautnya sama masalah ini?.

Mendesah panjang. Evron mulai menggerakkan bola matanya ke arah teman-temannya.

Tapi apa tujuan mereka? Nggak mungkin kalo mereka sengaja kalah, karena salah satu syarat yang gue ajuin ke mereka ada hubungannya sama Keana.

Rasanya benar-benar janggal. Jika menarik peristiwa ke belakang, mustahil Morgan akan melepaskan Keana begitu saja. Terlebih setelah pertunangannya dengan Keana dibatalkan, Morgan kedapatan kian gencar menunjukkan ketertarikannya pada gadis itu.

"Keana Madeline,"

Dering panjang dari ponsel Evron, memaksanya untuk memusatkan perhatian pada benda pipih itu. Saat nama salah seorang kaki tangannya tertera, ia memutuskan untuk mengambil jarak dari kerumunan. Setibanya di luar basecamp, barulah Evron berani menggeser tombol terima.

"Gimana?" Tanya Evron to the point, begitu ponselnya bertengger di atas telinga.

"Ternyata bener, Keana coba buat nyuri informasi dari hp lo."

Seolah tak merasa terkejut, Evron kembali melangkahkan kakinya sedikit lebih jauh. Ia baru menghentikan ayunan kakinya saat berada di bawah bayangan sebuah pohon besar.

"Sejauh mana?"

"Semua informasi yang ada di hp lo udah berhasil dicuri. Bahkan menurut laporan yang gue terima, malem ini Agnes tinggal di rumah Keana." Balas lelaki di seberang sana, tanpa ada keraguan dalam nada bicaranya.

"Apa lo tau rencana mereka?"

"Kalo sejauh ini belum ada informasi apa-apa, lagian Keana juga nggak ada di rumahnya. Jadi gue nggak bisa dapet info apa-apa."

"Keana nggak ada di rumah?!" Tanya Evron cepat, bahkan punggungnya secara otomatis menegak.

Lelaki di seberang telepon berdeham lirih. "Gue yakin Keana pergi ke apartemen Virgo, secara tuh cowok juga nggak ada pas balapan tadi." Balasnya, kian membuat dada Evron gelisah.

"Apa lo tau, sejak kapan mereka deket?"

"Lumayan lama sih, bahkan kabarnya Keana sering ke apartemen Virgo buat mabar. Meski gue nggak tau pasti sih, kabar itu emang bener apa cuma karangan doang."

Bibir Evron mengatup. Entah Keana tengah dekat dengan Virgo sama seperti dirinya, atau mungkin keduanya terlibat sesuatu yang tidak diketahui. Namun rasanya tetap saja janggal. Padahal sebelum peristiwa di roftoop, hubungan Keana dan Virgo masih saja dingin. Lantas kapan dan mengapa keduanya bisa begitu dekat, bahkan saling mengunjungi tanpa mendapat pengawasan dari anggota Erector yang lain.

SECOND CHANCE (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant