#48 | Tentang Biru

745 55 4
                                    

Jaele // mpreg


Biyu itu biru, dan biru adalah bumi bagi keduanya. Karena Kaladia hadir di kehidupan mereka, dia jadi satu-satunya, poros yang selalu mereka bilang sebagai dunia, saat seorang Kajayendara Prabditya dipertemukan lengkap dengan Sebian Grettel Kanandra dan Buminya itu adalah hal terbaik yang diputuskan Surga untuknya. Tanpa celah.

Ia rasa baru kemarin kotak putih dan sapaan dari biyu terlaksana, bagaimana air mata di meja makan kala itu mengalir karna satu kebahagiaan yang mereka tunggu, penantian panjang yang akhirnya datang kepada mereka

Tatkala kotak putih terbuka dengan hangatnya sebuah sapaan dari kecilnya kertas hitam dan senyuman tercantik dari Grettel-nya juga masih teringat jelas dalam kepalanya

Rasanya tidak butuh lama bagi yang dinanti tiba. Karena tiba debaran dada tidak tentu. Bagaimana kini dalam dekap hangat miliknya, tubuh kecil ikut bergerak seirama dengan kakinya melangkah menyusuri lorong kamar sampai bertemu pada yang menunggunya dengan senyuman

Sebuah senyum menyapa keduanya walau tatapan yang biasanya cerah agak meredup karna sadar darinya masih 85% selesai, tawa kecil dengan isyarat ingin membawa tubuh kecil berganti peluk padanya hati-hati, buminya, kaladia sebiru bumi- milik keduanya

"Mas? Bumi punya kita ya?"

Teduh, nyamannya senyuman dijawab dengan anggukan begitu tubuh kecil yang meronta seolah tau itu adalah satu orang penting dalam hidup menyentuhnya kali pertama, bayi bernama Biru itu menggeliat kecil, mungkin menyadari juga bahwa orang yang merengkuhnya adalah orang yang membawanya selama ini dalam perut miliknya

Air mata keduanya seolah otomatis hadir ketika senyum kecil dari sebiru miliknya menampilkan titik sempurna serupa dengan sang Daddy, lesung pipi dengan ceruk dalam itu terlihat berkali-kali lebih indah dibanding yang keduanya pernah lihat

"Cantiknya mirip kamu ya?"

Anggukan dari rona bahagia seolah menjadi selimut ketiganya disana

"Hai biyu, ini Bibunya biyu. Biyu makasih sudah hadir menjadi buminya Bibu dan Daddy ya, terimakasih memutuskan sehat dan bertemu"

Kecupan diberikan pada yang seolah tau bahwa kedua dewasa disana sedang menyampaikan banyak cinta untuknya

Usapan kecil Jay di pipi merah dengan lesung dalam itu berganti darinya menuju pipi yang serupa tanpa lesung yang dipanggil Bibu itu

Bahagia, sekali. Tatapan penuh terimakasih juga diberikan Jay untuk Grettelnya, cinta pertama untuknya.

"Makasih ya sayangnya mas, 9 bulan belakangan ini suaminya mas hebat. Banget, biyunya juga hebat sekali"

Grettel hanya tersenyum mengambil tangan yang mengusap pipinya menjadi ikatan sempurna ditangannya

"Yang semangatin hari ini, kemarin dan seterusnya kan Mas. Jadi aku makasih juga, makasih selalu jadi garda terdepan buat aku dan biyunya sampai hadir jadi buminya kita. Aku gak tau kalo gak ada mas gimana hehe"

Jay hanya bisa menangis, mengecup pelan pucuk kepala milik Grettel sebagai ucapan terimakasih yang mungkin masih terus kurang untuknya

"Janji buat bareng aku sama buminya kita ya mas?"

Anggukan pasti dari Jay, atas janjinya dia akan selalu jadi pijakan agar kedua cintanya dipastikan tidak jatuh terluka

Pelukan erat diterima Grettel, senyumannya tidak henti terlukis bagi keduanya. Sesekali mengecup kembali bumi milik mereka

"Aku agak marah sedikit ke Biyu"

Grettel hanya tertawa, menatap bergantian Jay dan Biyu yang asik dengan mainan dihadapannya

"BUUWWW BUWWW"

Tawa Grettel semakin nyaring begitu yang berumur 8 bulan itu memanggilnya dengan fasih

"Dia ngeledek aku, coba Bibu bilangin Biyu buat panggil Daddy-nya"

Bayi berumur 8 bulan itu seolah tau dan hanya tertawa gemas disana

"Biyu kan bisa panggil Daddy-nya, coba Biyu gimana kalo panggil Daddynya?"

Jay menatap penuh harap, namun sedetik kemudian dia menghela nafasnya lega. Senyumannya merekah hebat, dadanya juga bergemuruh cepat

"DIIIIII DIIIII"

Grettel hanya tersenyum, mengusap pelan rambut dari Jay yang selalu begini

"Kok nangis sih? Malu ah"

Lalu tarikan menjadi pelukan bagi Grettel disana yang membuat heboh anak 8 bulan yang juga iri karna dia juga mau dipeluk tau!

"Anak aku panggil aku Daddy, Bibu aku seneng banget"

Kisah Jay dan Grettel kali ini selesai disini ya, terimakasih sudah mau menemani cerita Jay dan Grettel yang bertemu dengan Buminya ❤

Candu | Chenle HaremWhere stories live. Discover now