#44 | Lelah Jatuh Cinta

1.1K 112 9
                                    

Jenle ft. Sungchan


"Le lo mau kemana?"

Haechan menarik tangan milik Chenle, raut wajahnya sudah panik. Matanya memerah dengan sempurna, karena mungkin habis itu air matanya benar-benar tumpah disana

"Chan Jeno makan tuna, dia sesak nafas di kantornya. Sungchan bilang Jeno masuk rumah sakit, jadi gue harus kesana sekarang. Sorry ya gue tinggalin lo"

Karena sehabis itu Chenle melepaskan genggamannya pada Haechan dan benar-benar meninggalkan Haechan disana

Chenle berlari secepat mungkin, dan entah kenapa juga semua taxi terlihat penuh. Jarak tempuhnya memang tidak terlalu jauh, Chenle fikir jika dia berlari akan lebih cepat dibanding harus menunggu taxi yang lewat

Chenle benar-benar berlari, sesekali menggigit pelan kulit jarinya, kebiasaan dirinya ketika dirinya sedang gelisah

Chenle hanya ingin dia cepat sampai, dia tidak ingin Jeno menunggunya terlalu lama

Angin malam pun diabaikannya, seolah-olah tujuannya adalah yang terpenting saat itu

Pikirannya kalut, dia takut kejadian berberapa bulan lalu terulang dimana Jeno sampai tidak bisa bernafas karna tidak sengaja makan tuna dalam roti yang dibelinya

Salah satu kebiasaan Chenle saat panik lainnya, dia tidak berfikir secara jernih. Pikirannya akan berada di satu tempat tanpa memikirkan dirinya sendiri

Suara hantaman sedikit keras membuat pikirannya tersadar dengan apa yang sedang terjadi padanya

"Aduh maaf saya gak lihat kamu lari tadi, kamu gapapa kan?"

Chenle menggeleng keras, berusaha berdiri sebisanya walau kaki, kepala dan lengannya terasa sakit

"Tidak apa-apa, saya masih harus buru-buru. Saya minta maaf karena tidak hati-hati, sekali lagi maaf. Jika ada masalah di motornya bisa hubungin saya di Panti Kasih ya"


Chenle kembali berjalan, sembari memegang bahunya yang terasa lebih terasa sakit, meninggalkan tatapan heran dari sekitar yang menyaksikan sosok yang tengah berjalan itu bereberapa waktu lalu habis tertabrak dengan cukup keras

Namun Chenle tidak menghiraukan tatapan itu, fokusnya dia harus sampai di rumah sakit secepat mungkin. Untuk melihat Jeno-nya, suaminya

Dia rela mengabaikan bagaimana rasa sakit yang mulai muncul di tubuhnya, mulai abai pada darah yang mengalir di dahinya. Karena yang terpenting masih pada tujuannya

Chenle memasuki rumah sakit, berberapa penjaga rumah sakit menawarkan tempat duduk bahkan kursi rodanya, namun Chenle hanya tersenyum dan hanya menanyakan dimana kamar tempat Jeno di rawat


"VIP 303, tapi mau diobati dulu. Apa tidak sakit?"


Chenle menggelengkan kepalanya dan mengucapkan terimakasih lalu berjalan menuju kamar yang diberi tahu penjaga disana, berberapa pengunjung juga menatapnya khawatir, kondisinya tidak semudah itu dengan masih berjalan tanpa merintih

Chenle tiba disana, menggeser pintu serba putih yang berada di hadapannya

Seketika senyumnya mengembang, namun air matanya jatuh begitu saja

Ternyata kekhawatirannya berbuah pahit, didepan sana Jeno ditemani Dean, terlihat tersenyum sambil sesekali mengusap lembut lengan milik Dean


Candu | Chenle HaremWhere stories live. Discover now