Chapter 27

72.7K 3.5K 166
                                    

Aku melihat Sean yang teah keluar dari kamar mandi, dia berjalan ke arah walk in closet lalu memakai setelannya, aku melihatnya dari ranjang sambil tersenyum, dia bahkan terihat seperti anak remaja saat dia mengancingkan kemejanya.

"Perlu bantuan?" kataku saat dia terihat meraih sebuah dasi berwarna gelap, dia tersenyum padaku lalu berjalan kearahku.

"Please" dia berkata sambil berlutut didepanku, aku membalas senyumannya lalu meraih dasi yang diulurkannya padaku. Aku memasangnya dengan teliti seperti yang selalu kelakukan padanya, sesudah aku memasangnya aku tersenyum puas sambil mengecup lehernya.

"Selesai" aku berdiri diikuti dengannya, aku membuka walk in closet dan menarik salah satu laci disana, kuambil penjepit dasi lalu berbalik kearahnya, dengan lembut kupasangkan pada dasinya.

"Sekarang kau siap untuk bekerja" aku berkata padanya sambil mencium pipinya, dia membelai lembut pipiku dan aku memejamkan mata menikmati sentuhan lembutnya padaku.

"Tidak, sekarang aku siap untuk wanitaku" Sean berkata sebelum mengangkat tubuhku dengan kedua lengannya dengan cepat hingga aku memekik karena keterkejutanku, aku memeluk lehernya dan menyandarkan daguku pada bahunya, aku merasakannya sesekali mengecup bahuku yang terbuka karena aku masih menggenakan gaun tidurku.

"Menu sarapan hari ini?" Sean menanyakannya padaku, tapi aku malah semakin mengeratkan lenganku yang memeluk lehernya dan memejamkan mataku lagi.

"Aku tidak begitu lapar, mungkin aku hanya ingin telur dan bacon" aku berkata padanya, aku bisa merasakan senyumannya tapi aku sedang tidak ingin merajuk saat ini.

"Kau seharusnya mendapatkan waktu untuk lebih banyak tidur, masih mengantuk sayang?" Sean berujar saat kami telah duduk di ruang tengah, aku masih menyembunyikan kepalaku di cekungan lehernya, aku tidak ingin dia melihatku masih berpenampilan berantakan seperti ini.

"Mau aku kembali membawamu ke kamar lagi?" tawar Sean kepadaku, aku langsung mengangkat kepalaku untuk menatapnya dan menggeleng kepadanya.

"Kemejamu jadi kusut karenaku" aku berujar padanya tapi kembali melingkarkan lenganku dilehernya, aku tidak mengerti kenapa hari ini aku begitu lelah, seolah semua kejadian semalam begitu menguras tenagaku.

"Aku tidak perduli dengan hal itu" aku mendengar Sean mendengus lirih, aku merasakan tangannya mengusap punggungku dengan lembut sementara tangannya yang bebas digunakan untuk mengusap lenganku yang memeluknya.

"Aku menyukaimu seperti ini"

"Seperti apa?" tanyaku.

"Sangat tergantung padaku, bisakah kau melakukannya selamanya?"

"Apa nenek juga akan datang ke acara itu?" tanyaku mengalihkan pembicaraan,  dia mendengus menyadari jika aku mengalihkan pembicaraannya, tapi kurasa dia tidak sedang ingin berdebat denganku.

"Dia akan datang sore ini, apa rencanamu hari ini sayang?"

"Aku hanya akan memberikan surat pengunduran diriku pada Liam, mungkin aku akan menjemput nenek dibandara setelahnya" aku berkata sambil melepaskan pelukanku, aku melihatnya cemberut saat aku mengucapkan nama Liam padanya.

"Aku akan membereskan surat pengunduran dirimu, tidak perlu pergi kesana!" dia berujar dengan angkuh, oh astaga, aku tau dia bisa melakukan apapun, tapi entah kenapa sikapnya yang satu ini justru membuatku tidak nyaman.

"Aku harus kesana Sean, akan sangat tidak profesional jika tiba-tiba keluarga Blackstone yang mengurus pengunduran diriku" jelasku padanya, tapi dia tetap saja merajuk seperti anak kecil.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang