Chapter 20

83.8K 4K 257
                                    


***

Cinta pertama adalah cinta yang bisa membuatmu melakukan apapun untuk pertama kalinya, tapi Cinta sejati adalah cinta yang membuatmu melakukan segalanya yang kau bahkan tidak tau dapat kau lakukan.

Aku memutuskan untuk pulang lebih awal karena semua pekerjaanku telah selesai, biasanya Richard selalu menjemputku tepat waktu, tapi karena hari ini aku pulang lebih awal dia belum terlihat, aku berencana menelponnya tapi aku mengurungkan niatku untuk menelponya karena dari tempatku berdiri saat ini aku dapat melihat halte bus yang terlihat sepi, hanya ada dua orang wanita disana yang sedang menunggu bus, aku memasukkan kembali ponselku kedalam tas bermerkku lalu berjalan kearah halte itu, aku tersenyum ketika aku mengingat masa-masa remajaku, biasanya saat aku berangkat bekerja di café dan setelah aku selesai bekerja aku selalu naik bus, rasanya ingatan itu sudah sangat lama, tapi aku tetap merasakan kesedihan disana, jauh didalam hati ini.

Pintu bus telah terbuka, aku dan dua perempuan lainnya langsung bergantian masuk kedalam bus, aku memilih tempat duduk dibelakang seperti kebiasaanku dulu, karena disana tempatnya lebih luas,aku tersenyum miris ketika aku mengingat hal itu, tidak kusangka mengingatnya ternyata lebih menyakitkan dari pada menjalaninya, aku sadar bahwa aku telah bertahan cukup lama untuk bisa sampai disini, apakah aku masih bisa bertahan lebih lama lagi?, aku tidak tahu.

Aku sedikit berjalan untuk bisa sampai di gedung penthouse Sean, tapi aku menikmatinya, setidaknya saat itu aku adalah milik diriku sendiri, aku bisa berkutat dengan pemikiranku sendiri, udara malam yang dingin menerpaku, aku memejamkan mataku dan menikmati hembusan angin dingin itu mejalari wajahku, dingin memang tapi setidaknya aku bisa menikmatinya.

Tak lama kemudian aku telah sampai di penthouse milik Sean, aku melihat kearah pintu, aku terkejut karena pintu itu tidak terkunci, aku bisa membukanya tanpa menggunakan nomor kombinasinya, aku memasuki penthouse dan mendapati ruang tamu kosong, mungkinkah jika Sean belum pulang?, aku melangkahkan kaki ke kamarnya, tapi tidak kutemukan siapapun disana, sampai kemudian aku samar-samar mendengar suara, aku yakin setidaknya ada seorang wanita disana, aku melangkahkan kaki menuju sumber suara itu, ternyata suara itu berasal dari ruang kerja Sean, pintu itu sedikit terbuka, aku melihat kedalam, dan aku melihat Sean dan Melisa disana, kupikir itu adalah hal serius jadi aku bermaksud untuk menutup pintu itu, tapi ketika aku mendengar namaku disebut aku langsung mengurungkan niatku.

"Sejak kapan kau mengetahuinya?" Melisa beujar sambil melemparkan sebuah kertas kearah meja Sean, Sean hanya mengangkat bahu dan berujar dengan tenang.

"Setelah kepulanganku dari London, aku datang ke penthouse milik Ashley dan aku menemukan hasil tes DNA itu"

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

"Apa kau pikir aku sedangkal itu nenek?" Sean berujar sambil mengacak rambutnya, aku menutup mulutku karena kaget setengah mati akan pembicaraan itu, aku tidak menyangka bahwa semua ini terjadi, bagaimana dia bisa diam ketika dia mengetahui kebenarannya, jadi selama ini dia sudah tau maksudku masuk kedalam keluarga ini.

"Kenapa kau diam selama ini?, kupikir hanya aku dan Ashley yang tau"

"Itu tidak penting lagi nenek, yang kuinginkan saat ini hanyalah Ashley, dia boleh berpikir kalau dia bisa mengahancurkan Maxwell Company" kata-katanya itu kembali membuat dadaku serasa disayat perlahan-lahan.

"Kau tahu kalau dia berusaha menggoda Liam Maxwell?" tanya Melisa, Sean hanya mendengus mendengar pertanyaan Melisa.

"Aku tahu setiap kebohongan yang dia ucapkan padaku, setelah kejadian hari itu aku tidak akan membiarkannya pergi ke perusahaan bajingan itu lagi"

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang