49. BADROMANCE

16.3K 755 14
                                    

Pertentangan antara Fely dan Ratu, akhirnya mencapai garis finish setelah melewati jam-jam panas penuh drama dari Fely, yang pada akhirnya mengakui kesalahannya itu ingat kesalahan sebesar apapun jika terus disembunyikan pasti akan tercium juga nantinya jadi lebih baik jujur dari pada harus menerima konsekuensi diakhir, ruangan bu sondak yang memang terkenal panas itu mendadak menjadi begitu panas setelah kehadiran orang tua Fely dan juga bunda Ratu.

Keputusan kedua orangtua Fely sudah bulat, mereka akan memindahkan Fely ke luar negeri karena sudah membuat malu keluarganya yang merupakan seorang donatur tetap disekolahnya. Walau Fely menolak tapi ia bisa apa dengan keputusan kedua orangtuanya lagian ini masalah besar yang sebenarnya harus diselesaikan di jalur hukum tapi beruntung karena bunda Tika tidak mau membawanya ke meja hijau, walaupun ia seorang pengacara terkenal.

"Kamu mau pulang sama bunda gak nak?" Tanya Tika saat keduanya tengah berjalan di lorong sekolah yang ternyata sudah teramat sepi itu karena sebagian siswa sudah pulang kerumah masing-masing, tersisa hanya anak eskul saja.

Ratu menarik nafas dalam-dalam berusaha untuk tidak menuangkan air matanya dihadapan sang bunda "gak, duluan aja" balas Ratu begitu dingin.

Tika berniat mengelus rambut sang putri yang kini sebatas bahu itu, namun Ratu menjauhkan kepalanya karena tidak ingin bundanya sampai menyentuh rambutnya, "kamu hati-hati ya" balas Tika dengan senyuman.

Setelah Tika melangkah menjauh barulah Ratu mengeluarkan segala rasa sesak didalam dadanya yang sejak tadi bergemuru, "maafin Ratu bunda" gumam Ratu kemudian berlari masuk kedalam kelasnya menuangkan segala isak tangisnya didalam diatas meja sekolahnya.

"Gue capek" ucap Ratu sambil menutup mulutnya agar suara tangisnya tidak sampai didengar oleh penjaga sekolah atau siswa yang masih berada disekitaran sekolah.

Hanya air mata yang bisa membantu kita meluapkan rasa sesak didalam dada, jadi menangislah.

***
"Anjing, gue kan gak bawa motor" umpat Ratu saat ia sudah berada diparkiran dan baru sadar kalau pagi tadi ia hanya diantar mang
Tono kesekolah.

"Please jangan lowbet jangan lowbet, ayo dewi fortuna hari ini ajaaaa berpihak sama gue" harapan Ratu satu-satunya adalah hpnya agar ia bisa menghubungi supir pribadinya dan menjeputnya di sekolah, tapi sepertinya hari itu keburuntungan memang tidak berpihak padanya kini hpnya sudah menampilkan gambar batrai bewarna merah lalu setelahnya mati.

"Anjing" kesal Ratu kembali memasukkan hpnya kedalam saku, lalu berjalan menuju gerbang sekolah dengan kesal.

Jam sudah menujjukan pukul 4 sore dan biasanya tukang ojek yang mangkal dibawa pohon jambu depan sekolahnya juga sudah tidak ada, karena para siswa sudah pulang sejam yang lalu. Ditambah angkutan umum yang jarang masuk kedalam kawasan sekolahnya yang harus masuk gang itu.

"Gue naik apa dong, yaa kali gue jalan bisa kepor kaki gue" kesalnya sambil menghentak-hentakkan kakinya diatas tanah.

Bingung harus pulang naik apa, tiba-tiba dari arah kantin bu Dayu dua motor bewarna hitam serta putih berjalan menghampiri Ratu, dengan dikendarai seorang cowok beseragam yang sama dengan Ratu serta memakai jaket kulit bewarna hitam yang cukup familiar di mata Ratu. Keduanya kini sudah berada dihadapan Ratu, lalu membuka kaca helm fullface.

"Soree bu bos" ucap Asep sambil cengegesan dihadapan Ratu yang tengah kesal itu.

"Mau pulang Raa!" Tanya Raka yang berada disamping Asep.

"Enggak. Mau jualan bakso, yaiyalah mau pulang lo gak liat nih gue bawa tas" balas Ratu dengan penuh emosi.

"Ah bu boss galak benerrr, kayak lakinya" ujar Raka sambil melayangkan pukulan dibahu Asep, ciri khas seseorang kalau tengah tertawa pasti memukul orang dengan alasan tidak jelas.

Bad romance (TAHAP REVISI) Where stories live. Discover now