44. BADROMANCE

16.4K 822 30
                                    

Baru saja Pangeran akan melangkah keluar dari pintu apartemennya tiba—tiba hpnya berbunyi dan menampilkan nama perempuan yang begitu ia sayangi, jadi tidak ada alasan untuknya menolak panggilan itu.

"Abang jadikan pulang malam ini?" Ucap seorang gadis kecil dari sebrang sana, gadis kecil yang selalu Pangeran panggil dengan sebutan peri cerewet itu tengah merindukan abangnya yang sudah beberapa bulan tidak pulang kerumah.

"Jadi gak yaa. Hmmm" Pangeran mencoba menggoda Sarah adiknya yang selalu merengek memintanya pulang kerumah.

Suara tangis dari sebrang sana membuat Pangeran tersenyum puas karena berhasil membuat adiknya menangis dan kesal padanya.

"Abang udah gak sayang sarah lagi ya" ucapnya dengan suara sangauu khas orang yang baru saja menangis.

"Abang becanda. Abang janji malam ini abang pulang"

"Pokoknya aku gak mau tiup lilin kalau gak ada abang" ucap Sarah.

Sebenarnya Pangeran sangat malas untuk pulang kerumahnya, lebih tepatnya ia tidak ingin bertemu dengan kedua orangtuanya. Tapi ia tidak mungkin mengecewakan Sarah dihari ulantahunnya.

"Iyaa Abang pasti pulang. Udah dulu yaa abang mau pergi bentar".

"Yaudah abang hati—hati yaa jangan ngebut, Sarah tunggu dirumah byebye abang"

"Byee sayang," ucap Pangeran sebelum akhrinya mengakhiri panggilannya dengan Sarah, namun sebelum ia memasukkan kembali hpnya kedalam saku celana terlih dahulu ia mengirim sebuah pesan singkat kepada seseorang yang akan menaminanya kesana.

Dandan yang cantik 1 jam lagi gue jemput.

Send..
Setelah pesannya terkirim barulah ia menuju bassment untuk mengambil motornya dan segera ke markas Agberos.

***
Entah sampai kapan peperangan antar Agberos dan Jervanos berakhir, selalu saja ada masalah yang membuat keduanya semakin bertikai. Malam ini Agberos kembali ke markas mereka setelah beberapa minggu mereka mengosongkan markas ini, karena markas inilah yang menjadi saksi bisu dari kematian Jordi dan sempat diusut oleh beberapa pihak kepolisian makanya didepan pintu markas mereka terdapat garis polisi.

"Lo yakin bang mau lakuin penyerangan malam ini" Ucap Didit

Pangeran berjalan menuju ruangan pribadinya lalu keluar dengan membawa tongkat baseballs dipundaknya, "Gue gak pernah seyakin ini" balas Pangeran sambil memakai jaket kebanggan Agberos, serta kacamata hitam dan tambahan topi hitam, yang semakin menambah aura gengster dalam dirinya.

"Yuk, kalau ada yang gak berani, pulang aja gue gak butuh orang—orang yang pengecut disini" lanjut Pangeran lalu berjalan lebih dulu keluar dari markas dan mengambil motornya.

Mereka semua telah tiba didepan sebuah markas yang tampaknya hampir sama dengan markas Agberos pembedaanya hanya markas Jervanos ada sebuah gedung yang sudah tak terpakai yang berada dilantai dua, sedangkan Agberos mereka berada disebuah gedung yang dulunya adalah tempat teater lalu akhirnya kosong dan berganti menjadi sebuah markas besar.

Pangeran menurunkan jagang motornya lalu membuka helmnya. Cowok itu berjalan dengan coolnya sambil memainkan tongkat baseballsnya, ia menatap pada seseorang yang katanya akan menjadi pemipin baru di Jervanos.

"Mana ketua lo?" Pangeran mengeluarkan rokoknya dari dalam saku celannya lalu menyalakannya dengan korek api menghalau angin agar tidak mematikan apinya.

"Mau apa lo kesini hah!" Tak pernah Didit melihat anak—anak Jervanos merasa takut dengan kehadiran Agberos biasanya mereka akan pasang badan, malam itu Pangeran memang terlihat sangat menakutkan mungkin karena cowok itu pertama kali membawa tongkat baseballs.

Bad romance (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang