41. BADROMANCE

15.8K 665 10
                                    

"Sebuah fakta"

***
"Kita udah siapin kamar yang cocok buat orang kayak lo" Didit menatap Leo penuh dendam, namun cowok yang masih menggunakan baju rumah sakit itu hanya menatap mereka dengan tatapan penuh kebencian.

Leo menyungging senyum sambil menatap kearah anak-anak Agberos yang datang kerumah sakit untuk bertemu dengannya. Hari itu setelah insiden dimana Pangeran kena tusukan dan Jordi meninggal. Leo koma selama 1 minggu dan baru siuman kemarin, maka dari itu setelah mendapat kabar kalau Leo siuman barulah para rombolan anak Agberos datang kerumah sakit tempat Leo di rawat.

"Yang pastinya kamar yang kita pilih itu kumpulan orang—orang seperti lo," Pertama kalinya Raka menatap seseorang dengan sorot penuh kebencian biasanya Raka hanya diam saja jika Agberos berhadapan dengan musuh—musuhnya karena ia tahu kelemahannya dimana. Tapi kali ini Raka tidak bisa tinggal diam ini menyangkut soal kematian sahabatnya yang harus di tuntaskan.

Pangeran maju mendekati Leo sambil lalu melihat kealat—alat yang terpasang ditubuh cowok itu, ada alat bantu pernapasan seperti selang yang di simpan di hidungnya serta infus yang masih terpasang ditangan sebelah kirinya. "Lo harus bertanggung jawab atas semua ini, gue tau kematian Jordi karena takdir tapi penyebab dari kematiannya itu yang harus diselesaikan didunia ini. Jordi harus mendapatkan keadilan" Ucap Pangeran.

"Inti dari kedatangan kalian ini apa hah!" Seperti manusia yang tidak melakukan sebuah kesalahan, Leo justru bertanyak hal yang bisa membuat anggota Agberos naik pitak.

Bukankah kematian Jordi memang hal yang Leo harapkan, tapi sebenanrya dia lebih mengharapkan Pangeran.

"Lo bakalan nikmatin masa—masa hidup lo dalam tahanan" Didit menarik kerah baju rumah sakit yang dikenakan Leo "kalau lo ngaku lo cowok. Jangan lari dari masalah" ucapnya sebelum akhirnya melepaskan tangannya dari kerah baju Leo dengan kasar.

Leo tertawa terbahak—bahak atas ucapan Didit barusan. Pangeran yang melihatnya lantas sudah ingin melayangkan bogeman mentah ke wajah Leo kalau saja Regal tidak menahannya.

"Lo yakin mau masukin calon kakak ipar lo ke dalam penjara" Raut wajah Didit seketika berubah kini semua tatapan teralih kepadanya yang ada diotak Didit hanya ada satu nama amel alana kekasihnya.

"Maksud lo apa! " urat-urat dileher Pangeran sangat tercetak jelas saat cowok itu tengah marah besar, kali ini Didit memilih diam sambil memikirkan segala macam kemungkinan didalam otaknya.

"Amel alana putri husaen. Adalah adik dari Leonard putra husaen, cewek yang selama ini lo jadiin pacar itu adalah adik bungsu gue" tatapan Leo tidak lepas dari wajah Diidt yang sudah berubah. Wajah cowok itu semakin memerah menandakan kalau ia sedang dalam mode marah besar.

Mengapa Amel harus menyebunyikan identitasnya kepada Didit, selama ini Didit mengira bahwa Amel tidak akan pernah melakukan kebohongan padanya, ia mengira hubungannya dengan Amel termaksud hubungan yang jauh dari segala bentuk kebohongan tapi ternyata Didit salah.

Inikah kebohongan terbesar yang coba Amel tutupi dari Didit, atau masih ada lagi kebohongan lain yang gadis itu tutupi darinya.

"Lo mau kemana Dit?" Didit berjalan keluar dari ruangan Leo, cowok itu bahkan mengabaikan panggilan teman—temannya, Cowok itu berlari keluar dari area rumah sakit.

"Didit kalau marah susah kekontrol"

***
Setelah sekian lamanya Ratu tidak menginjakkan kakinya diatas lantai bar. Akhirnya gadis itu bisa ketempat itu lagi walau dengan aksi loncat dari kamarnya yang berada dilantai dua tapi dengan bantuan seprai kasur dan gorden kamar yang ia jadikan tangga untuknya sampai kebawa.

Kali ini Ratu datang seorang diri, Aurel tidak bisa ikut karena harus menemani ibunya menjaga butik, serta Fara yang punya sift malam. Tapi bagi Ratu sendiri itu jauh menyenangkan ia bisa menikmati malam dengan tenang tanpa bacotan dari kedua temannya yang selalu meregek minta pulang.

Padahal baru tadi pagi Pangeran melarangnya, namun gadis itu sudah terlanjur rindu dengan suasana malam di bar.

Ratu kembali meneguk minuman berakhol rendah agar ia masih bisa membawa motornya pulang ia tidak mungkin mabok dalam keadaan dimana ia membawa kendaraan sendiri bisa—bisa hal yang tidak diinginkannya terjadi.

Ratu duduk disalah satu meja bar sambil melihat keseselingnya dimana orang—orang tengah menikmati musik dj yang dibawakan oleh salah satu dj terkenal di jakarta.

Tanpa Ratu sadari sebuah tangan kini sudah bertengger manis dipinggangnya dengan kesadaran yang masih ia miliki Ratu berusaha melepaskan diri dari cowok itu, namun kekuatan cowok itu lebih besar darinya.

Ratu yang malam itu menggunakan baju bewarna hitam dengan rokok diatas lutut itu berusaha melepaskan diri dari cowok hidung belang dihadapannya ini.

"LEPASIN GUE ANJING!" Teriak Ratu sambil berusaha melepaskan diri dari cowok mabuk dihadapannya ini.

"JANGAN KURANG AJAR ANJING"

"Ayolah cantik kita nikmati malam ini" Jawab cowok itu sambil mengendus-endus sekitaran leher Ratu, membuat gadis itu berusaha memberontak agar cowok itu tidak melakukan hal yang tidak diinginkannya.

Ratu menendang salah satu pusat masa depan cowok itu dengan keras hingga cowok itu merintih kesakitan sambil memegang celana bagian bawannya "MAKAN TUH" ucapnya.

Ratu buru—buru keluar dari bar itu sambil menenteng sepatunya, ia berjalan menuju motornya yang terparkir didepan bar.

Tanpa Ratu sadari sejak tadi sudah ada yang memantaunya sambil tersenyum puas. Apa yang orang itu mau sudah berhasil ia dapatkan malam itu.

"Lo siap—siap aja hancur besok Ratu Danisa" gumam Fely sambil mengirim foto Ratu yang tengah berpelukan mesra dengan cowok yang tadi ke seseorang.

***
Suasana riuh tercipta dari lorong—lorong sekolah, beberapa siswa serta siswi bahkan menatap Ratu dengan tatapan tidak percaya serta merasa jijiq.

"Semalam berapa Raa!"

"Boleh dong"

"Badan lo oke juga Raa, gue booking boleh gak"

"Lo open bo Raa!"

"Maksud lo apa anjing" Ratu menarik salah satu kerah baju siswa yang mencoba mencibirnya dengan pernyataan yang Ratu tidak mengerti maksudnya apa.

"Udahlah Raa, satu sekolah udah tau kali" ucap siswa itu lalu memperlihatkan apa yang sejak tadi menjadi tontonan satu sekolah disana terdapat seorang lelaki dan seorang gadis dimana itu adalah Ratu ini kejadian yang ia alami semalam dibar.

Ratu menutup seragam sekolahnya dengan cardingan biru yang ia kenakan hari itu, gadis itu segera berlari menghindari beberapa cibiran yang keluar dari teman—teman sekolahnya. Ratu berjalan masuk kedalam kelasnya lalu duduk dikursinya dengan perasaan kacau.

Fara dan Aurel segera menghampiri temannya itu "Kita percaya kok sama lo Raa!" Baik Aurel maupun Fara mencoba menenangkan Ratu, gadis itu menangis ia tidak menyangka kalau semalam ada yang memfoto dan menvidio dirinya yang bahkan saat itu tengah kesulitan.

"Sekarang lo cerita kebenarnya yaa Raa, biar kita bisa bantu lo" Ratu mulai menceritakan kronologisnya dengan suara parau.

***

Hellooo semuanya yukk spam comment buat kelanjutan ceritanya🥰

Seeyou next part jangan lupa vote dan comment yaa...

Bad romance (TAHAP REVISI) Where stories live. Discover now