39. BADROMANCE

17.8K 720 28
                                    

Suasana kelas ips memang tidak pernah jauh-jauh dari kata gaduh bahkan kalau sehari saja kelas ips tidak ribut maka akan menjadi sebuah pertanyaan besar bagi guru-guru, karena pada kenyataanya kelas ips di isi oleh orang—orang yang tidak saling diam—diam agar mendapatkan nilai yang paling bagus , tapi jangan salah dibalik kerusuhan anak ips merekalah nantinya yang akan sangat dirindukan bila telah lulus. Karena selalu ada cerita setelahnya dan ips selalu menjadi cerita paling menyenangkan.

"Ehh gue pake lipstik yang ini apa yang ini yaa" jangan heran jika ada siswi yang membawa alat makeup kesekolah karena memang seperti itulah sekolah selalu menjadi rumah kedua bagi siswa dan siswi bagi siswi perempuan makeup adalah kebutuhan utama, katanya belajar makeup sejak SMA agar kuliah tidak kaku.

"Yang merah aja biar satu sekolah nglirik lo" ucap salah seorang siswi sambil mengambil lipstik bewarna merah yang tengah dipegang oleh temannya.

"Iya sih tapi kek norak gak sih" beginilah perempuan meminta pendapat tapi selalu saja merasa kurang puas dengan pendpatan orang lain alhasil ia akan menggunakan pilihannya sendiri.

"Berisik banget sih" Jangan cari ketenangan dalam kelas yang kosong karena itu sama saja dengan bercermin di air yang keruh, atau percuma saja.

"Eh cewek setengah cowok lo gak ngerti makeup jadi diem aja" ucap gadis berkardigan pink sambil menatap tajam kearah gadis yang tadi menegur mereka.

Chintya berdiri dari kursinya sambil mengebrak meja tidak terima dengan sindiran yang dilontarkan padanya "Sorry aja nih gue ngerti makeup tapi gak senorak lo" ucapnya.

"Lo mau adu makeup nih sama gue, sini gue jabanin" ucap Mikha teman sekelas Chintya sambil mengulung lengan cardingannya sudah siap untuk memulai perkelahian diantara keduanya.

"Ohhh oke sini lo" balas Chintya tak kalah semangatnya ia juga mengulung lengan seragamnnya hingga kesiku. Hampir saja aksi saling jambak terjadi kalau saja Pak Rahim tidak masuk kedalam kelas.

"Ini kelas sudah seperti pasar malam aja" ucap Pak Rahim membuat semua siswa yang tadinya berpencar dari tempat duduknya buru-buru duduk ditempat duduknya masing-masing.

"Chytia itu lengan seragam kamu kenapa digulung—gulung gitu udah kayak preman aja" ujar pak rahim membuat chytia dengan cepat mengulur kembali lengan kemejanya hingga keposisinya semula.

"Maaf pak" balas chytia sambil merunduk menatap kebawa mejanya. Kalau Pak rahim sudah masuk kedalam kelas maka seisi kelas akan berubah menjadi bisu karena Pak Rahim adalah guru paling killer sekaligus wali kelas X Ips 2 jadi kalau kalian ingin tenang jangan harap untuk bertingkah kalau kalian tidak ingin berakhir dikursi panas atau lebih tepatnya diruangan pak rahim yang penuh penindasan itu kalau kata anak—anak yang sudah lulus ruangan yang tadinya dingin perlahan berubah menjadi hangat.

"Baik, anak—anak sekalian hari ini bapak mau memperkenalkan seseorang kekalian jangan ada yang berisik atau kalian, taulah" bahkan tanpa mengucapkannya lagi semuanya juga sudah tau maksud dari ancaman pak Rahim.

Pak Rahim melirik kearah luar lalu mempersilahkan seseorang untuk masuk kedalam kelas, sosok gadis berseragam putih abu—abu itu masuk dengan wajah polos sambil merunduk menatap lantai kelas. Semua mata tertuju kearah depan memperhatikan perempuan yang baru saja masuk dengan paras yang cantik serta kulit putih bersih terlihat begitu terurus.

Mata laki—laki bahkan tidak berkedip bagaimana tidak didepan mereka ada yang bening.

"Silahkan perkenalkan diri kamu nak" Dengan ragu gadis itu maju ketengah kelas dengan pandangan menatap lurus kedepan tanpa melihat kemana—mana karena matanya ia fokuskan kearah tembok belakang.

Bad romance (TAHAP REVISI) Where stories live. Discover now