Dari sekian banyaknya pilihan dalam hidupnya, Prilly justru memilih bercerai dengan suaminya, Ali. Meski sempat mendapat penolakan dan luapan amarah dari sang suami, Prilly tetap pada pendiriannya, tetap memilih bercerai dengan suaminya. Dia memiliki alasan kenapa harus memilih bercerai disaat cinta untuk suaminya semakin dalam dan begitu besar. Alasan yang dia miliki begitu rumit dan dia rasa, berpisah dengan Ali adalah jalan terbaik. Namun siapa sangka, ketika dia resmi bercerai dengan sang suami, takdir seolah mempermaikannya dan membuatnya terpuruk oleh keadaan. Disaat itu juga, sesuatu yang selama ini dia simpan begitu rapat justru muncul ke permukaan dan menimbulkan sesuatu yang selama ini tidak dia inginkan untuk terjadi. "Maafkan aku, aku rasa ini yang terbaik untuk kita," lirih Prilly mengusap kasar air matanya. "Apa alasannya? Kesalahan apa yang aku lakukan?" Teriak Ali menatap nanar wajah sang istri.