AIW | 17

1.6K 215 18
                                    

Tandai bagian yang typo

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Tandai bagian yang typo ....

Prilly menatap sengit Erwin sebelum akhirnya menghela nafas panjang. Kedua tangannya mengusap kasar wajahnya dan kembali menatap Erwin. Perkataan Erwin tak ayal membuatnya dilanda rasa sesak sekaligus amarah yang muncul secara tiba-tiba.

"Apa yang dia takutkan itu konyol," komentarnya setelah beberapa saat bergelung dengan isi kepalanya.

Terdengar Erwin berdecak dan mengambil duduk di dekatnya dengan tatapan jengkel.

"Kalau aku jadi Ali, aku akan bersikap demikian. Jangan lupakan penyebab kamu masuk rumah sakit," cibir Erwin yang mampu membuat Prilly bungkam namun beberapa saat kemudian mampu Prilly bantah dengam keras kepala.

"Buktinya anak ini masih ada!" Pekik Prilly menatap Erwin kesal dan marah pada sikap Ali yang tidak seperti dugaannya.

Erwin menghela nafas panjang. Kedua tangannya menahan kedua bahu Kakak perempuannya dengan tatapan tajam, berusaha menyadarkan sang Kakak mengenai perubahan Ali. Meski masih ada kebencian untuk Ali, namun Erwin tidak mau gelap mata, Ali tidak sepenuhnya salah dan ada saatnya dia memasang badan untuk Ali. Bagaimanapun, Ali adalah sahabatnya sekaligus orang yang dia harapkan mampu membahagiakan Kakaknya. Bisakah? Entahlah, Erwin pasrah pada takdir.

"Maaf sebelumnya, kalau aku berkata gak sopan setelah ini. Coba kamu pikir-pikir siapa yang sebenernya salah atas semua kejadian demi kejadian dalam hidup kamu? Kalau kalian, kamu dan Ali sama-sama egois, tentunya kalian gak mau kalah, kalian saling menyalahkan. Kamu ngerasa Ali yang salah dan sebaliknya. Sementara aku, dalam sudut pandang yang berbeda justru menyalahkan takdir. Kenapa takdir hidup saudara perempuan yang aku jaga harus seperti ini? Meskipun setelah semuanya terbongkar, baik kamu atau Ali sama-sama menyalahkan orang dari akar permasalahan ini yaitu Mama kita. Tapi, kamu gak tahu dampak dari kejadian ini bagaimana pada Ali. Dia punya ketakutan terbesar dalam hidupnya, khususnya dalam masalah percintaan dan pertemanan. Dia hilang respect dengan orang sekitarnya. Coba kamu memposisikan diri jadi Ali, dia merasa tidak berbuat kesalahan dalam rumah tangganya dan kamu tiba-tiba meminta cerai. Menyembunyikan kehamilan dan menggugurkan kandungan. Ali juga salah paham karena kedekatan kita dan buat dia benci sama kamu. Bencinya Ali beralasan dan keraguan Ali saat ini juga beralasan. Dia ragu sekaligus takut, takut jika yang pernah kamu lakuin terulang kembali. Jangan merasa menjadi orang paling tersakiti dalam drama ini, Kak!"

Prilly tertegun dan yang bisa dia lakukan adalah, terdiam dengan segala pemikiran yang membuat matanya berkaca. Rasa bersalah kembali timbul namun dia masih meninggikan egonya. Dia tidak mau merasa bersalah sendirian. Hormon kehamilan membawa perubahan besar pada dirinya.

"Terus, aku harus apa?" Lirih Prilly.

"Berjuang sendiri lah, buat Ali percaya kalau kamu gak akan melakukan kesalahan yang sama. Berjuangnya harus dibarengi kesabaran. Maaf, kalau aku egois, kalian harus kembali bersama. Jangan memberi ruang kebahagiaan untuk dua orang itu."

Am I Wrong?Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin