Jangan lupa VOTE, KOMEN dan SHARE:)
💜 Happy Reading 💜
.
.
.
Arka berlari dengan cepat menuju ruang IGD yang ada di rumah sakit ini. Setelah menerima telepon dari sang mama yang mengatakan bahwa Ersya masuk rumah sakit, dengan cepat dan dalam keadaan panik sekaligus khawatir Arka langsung pamit kepada Nara dan Mama nya.
Mau bagaimana pun, Arka tetap menyayangi Ersya. Sudah dikatakan dari awal bukan? Jika Arka menyayangi Ersya itu selayaknya adik?.
Sampai di depan ruang IGD, Arka langsung menghampiri Mama nya yang kebetulan sedang menunggu diluar ruangan bersama papa nya juga ada om Dave dan tante Fella.
Arka mengatur napasnya yang terengah-engah sehabis berlari. Kemudian, duduk di samping Mama nya.
"Kenapa bisa masuk rumah sakit ma?" tanya Arka.
"Mama gak tau jelasnya, tante Fella belum cerita sama Mama" jawab Risha.
"Tante, kenapa Ersya masuk rumah sakit?" tanya Arka yang kini bertanya kepada Fella yang sedang menangis.
"Tante juga gak tau Ar, tadi tiba-tiba saat tante masuk ke kamarnya, Ersya udah pingsan dengan darah ditangannya" jelas Fella.
Flashback on
Fella berjalan menaiki tangga untuk menghampiri kamar putrinya, siapa lagi jika bukan Ersya. Sampai di depan kamar Ersya, Fella mengetuk pintu terlebih dahulu.
Beberapa kali Fella mengetuk pintu, tapi tidak ada sahutan dari dalam. Akhirnya Fella memutuskan untuk langsung saja, dan kebetulan pintu nya tidak Ersya tutup.
Saat pintu terbuka, betapa syok nya Fella saat melihat tubuh anak nya yang sudah terkulai lemas disamping tempat tidur dengan darah yang mengalir di pergelangan tangannya.
Yap, yang Ersya lalukan adalah Self Injury - Cutting. Atau dengan sengaja melukai diri sendiri dengan membuat goresan di pergelangan tangan, kaki atau perut. Dan yang Ersya lakukan adalah melukai pergelangan tangannya.
Dengan segera, Fella menghampiri Ersya sembari menangis. Dengan teriakan melengkingnya, Fella memanggil Dave-suaminya dan kebetulan anak laki-lakinya sedang bekerja kelompok bersama Maura dan Yogi.
Setelah itu Dave datang dan sama syok nya dengan Fella saat pertama kali melihat Ersya.
"Ayo Pa, bawa Ersya ke rumah sakit" kata Fella kepada Dave.
Dave mengangguk, kemudian menggendong Ersya menuju mobil untuk dibawa kerumah sakit. Tapi, sebelum itu Fella menghubungi Risha, guna memberitahu anaknya Bima yang kebetulan kerja kelompok di rumah Maura dan tidak membawa ponsel nya.
Flashback off
Cukup lama mereka menunggu, akhirnya Dokter yang menangani Ersya keluar membuat mereka semua bangkit dan Fella yang memang sudah sangat khawatir dengan kondisi putrinya pun langsung memberikan rentetan pertanyaan kepada dokter tersebut.
"Dok gimana keadaan putri saya? Dia baik-baik aja kan dok? Ngga ada luka serius kan?" tanya Fella beruntun.
"Nanya nya satu-satu" kata Dave.
"Luka-luka yang ada di pergelangan tangan anak ibu cukup dalam dan dengan goresan yang lumayan banyak itu membuat anak ibu mengeluarkan banyak darah. Untung nya anak ibu segera dibawa kerumah sakit, jika tidak bisa berbahaya. Dan juga sepertinya anak ibu melakukan itu karena dia merasa tertekan, atau mungkin depresi. Anak ibu sepertinya mempunyai beban pikiran yang cukup berat, apa ibu tau penyebabnya?" jelas dokter itu panjang lebar dan diakhiri dengan pertanyaan.
"Saya tidak tahu dok, tapi nanti akan saya tanyakan" Jawab Fella.
"Iya silakam, tapi tolong jangan dipaksakan jika memang anak ibu tidak mau bercerita" kata dokter itu lagi.
Fella mengangguk, "Jadi apa anak saya sudah bisa dijenguk?" tanya Dave.
"Silakan tapi setelah dipindahkan keruang rawat ya, kalo begitu saya permisi" pamit dokter tersebut.
**
Kini, Ersya sudah di pindahkan keruang rawat inap. Diruangannya sudah ada Fella, Dave, Risha, Delvin dan Arka.
"Dave, Fel, kita berdua pulang ya. Kasian anak-anak dirumah gak ada yang nemenin, ini juga udah mau malem. Biar nanti Bima nginep di rumah kita aja" kata Delvin.
"Iya, makasih Vin, Sha" kata Dave.
"Abang ikut pulang?" tanya Risha kepada Arka.
Arka mengangguk, "Ikut. Biar ntar abang balik lagi ke sini. Abang mau mandi dulu, sumpek juga seharian di rumah sakit" jawab Arka.
"Emang abang ngga sekolah?" tanya Delvin.
Arka menggelengkan kepalanya, "Kenapa ngga sekolah? Bukannya lagi Ukk?" tanya Fella.
"Abang nungguin Nara ma, Nara sakit" jawab Arka.
"Nara sakit apa bang? Mama mau jenguk dong" kata Risha yang memang sudah tahu jika Arka dan Nara berpacaran.
"Kita keruangan nya aja dulu sebelum pulang, moga aja Nara nya juga belum pulang. Soalnya dia bilang hari ini dia pulang" kata Arka.
Risha dan Delvin mengangguk, kemudian mereka pun pamit pulang kepada Fella dan Dave.
Arka, Risha dan Delvin kini sedang berjalan di koridor rumah sakit untuk menuju ruangan Nara.
Sampai di ruangan Nara, alhamdulillah nya Nara belum pulang.
Arka mengetuk pintu terlebih dahulu, kemudian setelah itu membuka pintu dan masuk bersama dengan Risha dan Delvin di belakangnya.
"Assalamualaikum" kata Arka, Risha dan Delvin berbarengan.
"Waalaikumsalam" jawab Mama dan Nara bersamaan.
"Kak, kok balik lagi?" tanya Nara.
"Iya nih" jawab Arka.
"Eh tante, Om" kata Nara.
"Nara sakit apa?" tanya Risha.
"Demam biasa kok tante" jawab Nara sambil tersenyum.
"Kalo demam biasa ngga mungkin sampe dirawat gitu dong" kata Delvin.
"Hehe, itu juga karena dipaksa mama dan papa, Om" kata Nara.
"Aduh Mama nya Nara sampe dilupain" kata Risha.
"Gak papa jeng, tadi padahal Arka disini nemenin Nara dari pagi" kata Anna.
"Tante sama Om kok bisa ada dirumah sakit?" tanya Nara.
"Oh, ini kebetulan kita juga lagi jengukin anak temen kita" jawab Risha.
Nara mengangguk, "Udah mau magrib nih bang, pulang yuk. Pasti Maura nungguin" ajak Risha.
"Iya Ma" kata Arka menyetujui.
"Nara, maaf ya tante sama om kesini gak bawa apa-apa. Terus juga cuma sebentar, ngedadak soalnya" kata Risha.
"Gak papa tante. Makasih Om, Tante udah jengukin Nara" kata Nara sambil tersenyum.
Risha dan Delvin mengangguk, setelah itu mereka pun pamit pulang.
.
.
.
.
.
TBC
Senin, 04 Mei 2020
01.37 A.M
Revisi : 6 Juni 2020
Rani Shintia