💜 Happy Reading 💜
Sampai di rumah, Arka langsung berlari menuju kamarnya, kebetulan kedua orang tua dan adiknya juga sedang tidak berkumpul diruang keluarga.
Arka sampai di dalam kamar dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Tak lama, Arka keluar sudah menggunakan piyama tidur nya.
Arka duduk di atas tempat tidurnya sambil bermain ponsel. Arka akan menghubungi Nara, barangkali sekarang ponsel nya sudah bisa dihubungi.
Tapi nihil, panggilan yang Arka lakukan tidak membuahkan hasil. Ponsel Nara masih tidak bisa dihubungi.
"Kemana si, bikin khawatir aja" gerutu Arka sambil membanting ponselnya ke sembarang arah.
Arka mengacak rambutnya frustasi, mood nya anjlok seketika. Apakah ia harus mengunjungi langsung rumah Nara? Tapi ini sudah malam, sudah jelas Arka tidak akan di izinkan apalagi sekarang masih hujan.
Jadi, akhirnya Arka memutuskan untuk mengunjungi Nara besok pagi sambil menjemput nya untuk berangkat ke sekolah bersama.
Tiba-tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk, Arka pun dengan malas beranjak menuju pintu untuk membukanya.
Ternyata saat pintu dibuka, orang yang mengetuk tadi adalah mama nya. Membuat niat Arka untuk marah hilang seketika.
"Pulang kapan?" tanya Risha.
"Tadi" jawab Arka.
"Lesu banget bang jawabnya" kata Risha.
Arka diam tidak menanggapi ucapan mama nya itu, sedangkan Risha yang seakan tahu mood anaknya sedang tidak baik pun akhirnya memilih untuk berkata ke intinya saja, yaitu mengajak Arka makan malam.
"Ya udah, ayo makan malem. Papa sama Maura udah nunggu" ajak Risha.
Arka mengangguk, kemudian berjalan mengikuti Risha menuju ruang makan.
Sampai di ruang makan, benar saja sudah ada Delvin dan Maura, Arka pun mengambil posisi duduk di samping Maura.
"Bang, muka nya kusut banget" celetuk Maura.
Arka masih diam, "Dih kenapa si bang, itu adik nya ngajak bicara juga" kata Delvin.
Arka lebih memilih memakan makanan yang sudah di siapkan oleh Risha, menghiraukan perkataan Delvin dan Maura menurutnya adalah jalan terbaik.
"Jangan diganggu, lagi gak mood dia" kata Risha.
"Kaya cewek aja bang, bad mood segala" celetuk Maura.
Arka menatap Maura sekilas dengan tatapan tajam nya, kemudian kembali mengalihkan nya kearah makanan dihadapannya.
Papa, Mama dan adiknya hanya bisa menggeleng kan kepala melihat tingkah Arka.
Tak butuh waktu lama, Arka sudah menyelesaikan acara makannya. Kemudian langsung pamit untuk kembali ke kamar dengan alasan belajar.
"Ma, Pa. Arka ke kamar, mau belajar" pamitnya.
"Yang rajin bang" kata Delvin.
Arka hanya mengangguk, kemudian pergi dari ruang makan menuju kamarnya.
**
Di sebuah kamar, terdapat seorang gadis tengah meringkuk dibalik selimut tebal yang membungkusnya. Gadis itu tengah demam karena sengaja bermain hujan-hujanan.
Tak henti-hentinya juga, gadis itu bersin. Karena selain demam dia juga flu.
Hatcimm..
Lagi dan lagi, gadis itu bersin. Gadis itu adalah Nara. Setelah tadi dia pulang sekolah dengan sengaja menerobos derasnya hujan, alhasil kini dia demam.
Pintu kamarnya ada yang membuka, ternyata itu Mama nya. Mama nya berjalan mendekat, kemudian duduk di samping Nara yang sedang berbaring. Menyibak sedikit selimut yang menutup seluruh tubuh Nara, dan menyentuh kening Nara, guna memastikan suhu tubuh anak itu.
"Panas banget" gumam Mama nya.
"Ra, bangun yuk. Mending ke dokter aja" ajak Mama nya.
"Mama, pusing" keluh Nara.
"Dingin" kata Nara lagi.
"Iya, mangkanya ke dokter aja yuk" ajak Mama nya.
Nara diam, pusing benar-benar tengah menguasainya. Tubuhnya pun lemas, ditambah rasa dingin dan juga selalu ingin bersin.
Nara pun menyesal karena telah menerobos hujan deras, ditambah dengan omelan sang mama yang benar-benar lama. Niat Nara bersenang-senang malah berakhir kesengsaraan.
Akhirnya, setelah dibujuk. Nara pun mau dibawa kerumah sakit. Sampai di rumah sakit, ternyata Nara harus di rawat inap, itu juga atas paksaan sang Papa.
Padahal Nara sudah merengek minta pulang, dia harus belajar karena besok dia harus kembali mengikuti ujian.
Tapi apalah daya, panas Nara terlalu tinggi, bahkan setelah diberi obat pun panas nya belum juga turun. Itulah yang membuat kedua orang tuanya khawatir.
"Mama, Papa. Besok aku masih ujian" keluh Nara.
"Papa tau" jawab Papa nya.
"Ya udah, pulang yuk" ajak Nara sambil berusaha melepas selang infus yang menempel di tangannya.
"Eh, itu jangan dilepas" kata Mama nya panik.
"Nara mau pulang" kekeuh Nara.
"Ngga, udah kamu istirahat! Ujian kamu nyusul aja" kata Papa nya.
Nara pasrah, dia pun memilih untuk tidur karena kepalanya kembali sakit.
Sedangkan Papa dan Mama nya dengan setia menemani nya dengan Mama yang duduk disamping brankarnya dan Papa nya yang duduk disofa yang ada di ruang rawat Nara.
.
.
.
Yang lagi Khawatir nih guys:(
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Buat semuanya juga, Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Mohon maaf lahir dan batin 💛
Maaf nih, ngucapinnya tengah malem😄
I Purple You All 💜
28 April 2020
Revisi : 6 Juni 2020
Rani Shintia